Harapan Agustus Tahun Depan

Judul : Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf
 Penulis : FLP (Forum Lingkar Pena)
Penerbit : India Media Kreasi
 Tebal : 176 Halaman
Tahun terbit : 2008

Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf adalah salah satu cerpen yang ditulis oleh a denata. ia adalah seorang sastra yang mendirikan FLP di Sukoharjo, cerpenya dalam buku ini adalah salah satu cerpen pilihan yang diterbitkan oleh FLP cabang jawa tengah. tentunya dalam kumpulan cerpen ini banyak penulis-penulis FLP yang merupakan sosok karakter tersendiri dalam memberikan ide-idenya dalam sebuah penulisan cerita. seperti halnya A Adenata yang memberikan judul cerpen pilihannya Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf adalah sebuah perumpaan terhadap ketampanan seseorang dalam lingkungan sekitar. namun ia salah kaprah terhadap anggapan bahwa ia dianggap sebagai parawakan nabi yusuf. kenyataan yang mengatakan bahwa ia laksanakan Nabi Yusuf hanya bualan belaka, seketika ia ditolak sebagai pejabat ekonomi layaknya kisah Nabi Yusuf. Selain itu, ada juga cerpen karya Nassirun Purwokartun berjudul Agustus Bulan Depan. Dimana Sirun membuat sebuah deskripsi tentang kondisi para legium perang atau veteran yang kian tidak diurus negara. Padahal harta, tenaga, dan waktu era perang mereka lakukan untuk patrotisme. Namun negara tidak membalasanya. Sirun mengungkapkan bagaimana celah ini lantas dimamfaatkan oleh Narto yang menawarkan diri sebagai utusan negara yang mendata para veteran tersebut. Namun seorang veteran bernama Wira yang terpotong jarinya karena telah menjadi kurir bagi tentara lainnya malah menolak pendataan tanpa ada alasan yang jelas. Kedatangan Narto yang berulang pada bulan Agustus tetap tidak membuahkan hasil. Wira agaknya menghendaki bahwa ia lebih baik tak diingat oleh negara karena memang tidak melakukan perjuangan fisik selayaknya teman-temannya. Cacat fisik yang ia terima adalah bagian dari resiko, dan bukti patrotisme terhadap negara ini. setelah sekian kali narto datang untuk menawarkan pendataan, kakek Wira meninggal dunia. Namun setelah sang kakek meninggal, Narto tetap menawarkan jasa untuk mendata sang kakek. Kali ini lewat sang anak yang menjadi ahli waris malah ikut menolak permintaan dari Narto, sebagai amanah dari sang ayah katanya. Sebuah makna yang dicoba dalam cerpen bulan agustus ini adalah sebuah refleksi dalam penipuan yang marak terjad.tidak hanya dalam lingkungan jasa seorang pahlawan yang hendak di grogoti namun juga dalam bidang lain. Tidak ada lagi, sanksi moril kala mengetahui bahwa ia telah mempermainkan sebuah jasa dalam sebuah materi. Namun inilah hidup yang kian krisis dalam hal moral. Kumpulan cerpen ini bagus karena banyak merefleksikan terhadap kehidupan saat ini. Dimana kondisi masyarakat menjadi sorot utama dalam refleksi zaman. Maka semoga saja bagi para penikmat sastra akan menjadi terasah dalam membaca buku ini. Tentunya sastra mampu memajukan sastra di Indonesia sampai nanti.

Nilai Kota Suci Mekkah

Judul : MEKKAH Kota Suci , Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim
Penulis : Zuhairi Misrawai
 Penerbit : Kompas
Tebal : 374 Halaman
Tahun terbit : 2009

Shalat di Masjidil haram memiliki pahala yang berlipat ganda. Sekali shalat di masjidil haram senilai dengan shalat 100.000 kali shalat dimasjid lainnya. Sedangkan keutamaan shalat di masjdiil haram senilai dengan shalat selama 55 tahun, 6 bulan, 20 malam. Setiap orang yang beragama muslim tentu merindukan untuk melakukan perjalanan suci ke Mekkah. Bahkan perjalanan yang hanya diwajibkan sekali ini toh masih dilakukan secara berulang. Salah satu alasannya karena kerinduan serta ikatan batin tentang Mekkah membuat rasa untuk segera kembali. Nilai spiritual Mekkah telah menjadikan tempat tersebut sebagai tempat yang suci di dunia. Setidaknya dalam musim haji mereka mampu menampung jamaah haji hingga 2.000.000 jiwa. Banyaknya jumlah haji jumlah ini tidak membuat kegaduhan yang ramai, sebaliknya jamaah yang datang tenggelam dalam nikmatnya beribadah. Kekhuyukan dalam menjalankan ibadah haji, mereka melupakan sejenak masalah perbedaan latar belakang suku, politik, dan ekonomi. Mengenal Mekkah, maka akan mengenal juga dengan Kabah sebagai tiang dan kiblat umat Islam. Jika mengenal Mekkah-Kabah maka juga akan mengenal mata air Zam-Zam, sebuah mata air yang selalu disanjung sebagai mata air multimamfaat baik bagi kesehatan, maupun dalam rohani. Mata air yang dikenal sebagai panglima dari mata air ini membuat setiap pengunjung haji atau umrah menjadikan air ini sebagai salah satu barang bawaan yang tidak boleh tertinggal. Keberadaan kota Mekkah memang telah menjadi sebuah keistimewaan yang tidak pernah habis. Maka dari itu, wilayah Mekkah hanya dipadati oleh mereka yang beragama Islam. Adanya ikatan spiritual dan kesucian menyebabkan Mekkah hanya dihuni dan dikunjungi oleh mereka yang muslim. Sedangkan wilayah diluar Mekkah baru terdapat penganut agama lain. Buku ini merupakan sebuah buku yang sangat menarik untuk dibaca karena memiliki nilai-nilai lebih dalam menjelaskan latar belakang tentang kota Mekkah. Dimana penulis tidak hanya menjelaskan realitas kota Mekkah secara kekinian, namun juga dalam hal spritualisasi secara mendalam dan koteks sejarahnya. Gambaran Mekkah yang Zuahiri gambarkan dapat membuat pembaca untuk merindukan tempat suci bernama Mekkah. Spritulisasi yang ia gambarkan akan terasa mudah dipahami dengan bahasa yang menyatu. Dilihat dari latar historis, Mekkah adalah sebuah kota suci yang memang telah ada sejak masuknya agama Islam. Dimana kebaradaan masjidil haram dan kota suci ini tidak hanya berada dalam masa-masa Nabi Muhammad namun juga pada masa Nabi Adam, masa Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, kemudian masa Nabi Muhammad. Kesucian Mekkah yang terdapat kabah sebagai symbol agama kebesaran dalam mengesakan allah telah dipahami sejak lama oleh para penduduk Mekkah. Penulis mengatakan bahwa penegasan agama selama pra islam adalah agama monoteisme , agama yang dibawa oleh nabi Ibrahim sebagai bapak agama Samawi. Monoteisme inilah lantas menjadikan kabah sebagai tempat suci oleh masyarakat Mekkah. pergantian suku-suku di wilayah Mekkah yang dilalui dengan konflik tetap dijadikan sebagai sebuah legitimasi yang kaut. kabilah jurhum kemudian kaum qurasy sebagai penjaga Mekkah sebagai tempat suci dan tempat dalam penyabutan jamaah haji.

Kisah Keluarga Asuh Sederhana

Judul : Rumah Seribu Malaikat
Penulis : Yuli Badawi dan Hermawan Aksan
 Penerbit : Hikmah
Tebal : 423 Halaman
 Tahun terbit : Cetakan III Desember 2011

Semua telah tertuliskan, bagaimana kisah perjalanan manusia selama hidupnya. perjalanan yang dialami Badawi dan Yuli dalam mengarungi bahtera rumah tangganya. Pertemuan mereka dengan anak-anak yang terbuang dan dibuang menjadi jalan rezeki tersendiri bagi mereka, dan sahabat mereka yang menyaksikan ketulusan dari sepasang suami istri ini. Buku ini merupakan sebuah buku perjalanan yang dilalui oleh Yuli selaku penulis, istri dan ummi bagi anak-anaknya yang berjumlah puluhan tersebut. Selama bertahun-tahun ia bersama sang suami berperan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang terlantar. Tentunya, dalam buku ini Yuli juga berbagi dan menawarkan sebuah motivasi yang sama sebagai sesama muslim dan sesama manusia untuk saling membantu. Profil keduanya yang berasal dari keluarga serba pas-pasan dan berada dalam lingkungan pekerjaan yang sederhana namun memiliki kekayaan rezeki yang melimpah. Azzam, bernama lengkap Muhammad Azzam dilahirkan di sebuah tempat kelahiran Mat Atik. Namun sayangnya bayi yang baru dilahirkan ini lantas ditinggal lari oleh ibunya sendiri tanpa meninggalkan tanda atau bekal apa pun. Yuli pada awalnya ragu untuk mengambil anak tersebut. Mengingat banyaknya anak yang telah mereka ambil dan diasuh. Namun karena dorongan naluri dan yakin bahwa rezeki di tangan Allah SWT maka Azzam pun ia ambil untuk dirawatnya. Secara rasional, tentu kedatangan Azzam menambah beban dalam kehidupan keluarga Yuli dan Badawi yang telah memiliki empat orang anak kandung. Namun sekali lagi sebuah ketulusan serta niat yang ikhlas maka Yuli pun menganggap bahwa pekerjaan itu adalah amanah dari sang Khalik. Setelah azzam, Yuli mendapatkan bayi-bayi lain yang dilahirkan oleh ibu yang tidak siap secara mental, psikologis, maupun ekonomi. Muhammad Baqir, Muhammad Daffa, Muhammad Fakrurozi, Putri az Zahra, Saina, dan anak-anak asuh lain yang memang dipelihara dengan secara baik. Pertemuannya dengan anak-anak yang tidak beruntung tersebut ada kesan tersendiri. Pertemuannya dengan sosok bayi bernama Naurah yang diitinggalkan hanya karena kemampuan secara mental tidak siap, namun jika diukur dari segi ekonomi keluarga tersebut memiliki kemampuan yang cukup. Hikmah yang seperti ini yang membuat keluarga Badawi belajar untuk senantiasa bersyukur atas nikmat kepercayaan dari Allah yang diberikan kepada mereka. Penulis mengungkapkan bahwa ia banyak menemui hal yang ajaib yang dia terima secara tidak terduga. Rezeki yang menjadi rahasia Tuhan telah memberikan keduanya untuk ikhlas dalam mengemban amanah tersebut. Kekaguman setiap kenalannya mulai dari kalangan dokter, sahabat kerja, bahkan tukang sayur menjadi pintu rezeki dalam membesarkan anak-anak tersebut. Maka tekad serta niat untuk terus mendidik anak-anak yang lahir dari latar belakang yang berbeda membuat mereka lebih siap secara alami dalam mendidik anak-anak. Di dalam buku memang menceritakan semua hal yang menurutnya menjadi titik poin utama dalam kehidpan mereka. Kondisi saat keduanya berada dalam lingkungan yang serba pas-pasan membuat sebuah titik kulminasi untuk bisa menjadi manusia yang berguna. Pertemuan dengan para sahabat yang setia kawan dan tanpa pamrih akan membuat haru pembaca olehnya. Cara dan sikap dalam kehidupan sehari-hari yang tetap sederhana terus ia ajarkan kepada anak-anaknya tanpa ada pilih. Keadilan dalam memberikan kasih sayang dan nafkah kepada anak-anak kandung dan anak asuh menjadi sebuah cerminan dalam memelihara anak yatim maupun anak yang tidak beruntung. Pembelajaran moral dan sikap yang diajarkan Yuli maupun Badawi patut ditiru bagi khalayak ramai yang ingin membina keluarga yang cerdas dan beriman. Tidak adanya rasa saling cemburu maupun konflik kasih sayang menandakan bahwa pengajaran sikap dan moral tidak perna dilepaskan untuk anak-anak ini. Kesantunan anak-anak tesebut juga terlihat bagaimana cara bicara dalam kesehariannya, bahkan sosok pemabntu yang berada di rumah memiliki status bukan sebagai pembantu tapi khadimah yang dipanggil dengan panggilan mbak. Model seperti ini menjadi titik pengajaran penting dalam menghargai orang lain. Keberuntungan keluarga Badawi memang atas berkah yang mereka lakukan selama ini. Secara pendanaan yang semakin sulit namun selalu ada uluran tangan yang tidak dikenal untuk membantunya. Gerakan tetap menabung kelak menjadi pilihan terahir jika kendala keuangan yang mereka hadapi. Sikap tanpa pamrih ini lantas menjadikan mereka menjadi pembicara dalam berbagai acara baik, dalam wawancara majalah maupun koran, TV, Radio, bahkan dalam acara seminar. Akibatnya hampir setiap hari muncul donator-donatur yang tidak terduga, dan juga kedatangan anak-anak yang terlantar untuk menjadi bagian dari anggota keluarga Korp.Permai. Namun buku memiliki beberapa penggambaran cerita yang sedikit berulang sehingga bisa menimbulkan sedikit kebosanan bagi pembaca, selain itu runut dalam sistematika waktu yang acak menjadikan pembaca untuk mengulang beberapa bab ke belakang untuk memahaminya. Tentu buku ini menjadi bahan wajib bagi kalangan masyarakat umum dalam menyikapi fenomena saat ini. Gerakan sosial melalui perhatian pada anak yang terlantar memang tidak bisa dibebankan oleh negara yang memang menjadi lembaga terbatas dan dibatasi. Mencoba meniru yang telah dilakukan oleh Yuli dan Badawi akan menimbulkan sebuah anpirasi dalam membangun perhatian yang sosial yang lebih baik lagi.

Membangun Pendidikan Di Negeri Batu

Judul : Stone Into Schools
Penulis : Greg Mortenson
Penerbit : Hikmah
Tebal : 478 Halaman
Tahun terbit : 2011

Greg Mortenson adalah pendaki yang tersesat di salah satu pegunungan di wilayah suram di Afganistan. Perjalanannya selama tersesat membawanya dalam sebuah kenyataan dan fakta tentang Afganistan yang kini ia tekuni. Perjalanan pertamanya ia tulis dalam lembaran-lembaran buku Best Seller berjudul Three Cups Of Tea. Kini Greg kembali menuliskan dalam lembaran-lembaran pengalamannya bersama teman-temannya dalam membangun dalam bidang pendidikan di negeri yang penuh konflik dan sarat bencana. Ia menyatakan bahwa dalam mendamaikan negara seperti Afganistan diperlukan perbaikan dalam pendidikan warganya sebagai bentuk pencerahan modernisasi. Bukan sebaliknya, perlawanan secara fisik (perang_red) yang tidak pernah tuntas dari satu dekade. Pembangunan pendidikan yang dilakukan Greg secara khusus pada pendidikan anak perempuan. Setidaknya terdapat 120 juta anak yang terlantar dan buat huruf saat ini yang membutuhkan pendidikan. Sampai saat ini Greg sadar bahwa dalam membangun sebuah institusi pendidikan bukan hal mudah. Perlu adanya tekad serta kerja keras memudahkan lika-liku pekerjaan yang berat ini. Janji Greg kepada salah seorang pemuka dari wilayah jauh pedalaman Abdul Rashid khan untuk membangun isntitusi pendidikan di Celah Irshad-Bonzai Gumbaz ia tunaikan. Tergabung dalam LSM Central Asia Institute (CAI) Greg bersama teman-temannya telah membangun 131 sekolah-sekolah di wilayah pedalaman. Berawal dari adanya kesadaran yang menjangkiti seluruh wilayah tentang makna pendidikan. Pertemuan Greg dengan kepala wilayah Rashid Khan, dan beberapa masyarakat ditempat yang berbeda membuat Greg semangat untuk melakukan hal terbaik di wilayah itu. Keteguhan Greg yang berjuang bersama Mullah Mohammed seorang eks Taliban yang kini menjadi bagian dari CAI melakukan serangkaian pembanguan sekolah di wilayah pedalaman. Ia banyak dibantu oleh Sarzad, penduduk asli yang mendedikasikan diri untuk membangun pendidikan yang bisa dijangkau oleh kalangan rakyat Afganistan. Petualangan Sarzad dan Greg melewati batas pegunugan di musim dingin menjadi sebuah gambaran bahwa daerah tesrebut memang menjadi daerah buta pendidikan yang terlantar. Sejarah masa silam selama perang dingin telah mewariskan persenjataan serta banguan yang bisa digunakan sebagai sumber bertahan hidup. Konflik sesama etnis melawan Taliban tidak bisa dihindari hingga detik ini. Kekuasaan Afganistan yang dikauasi luas oleh Taliban (Pelajar Islam) adalah gerakan yang dipelopori oleh omlah. Taliban mengeluarkan aturan keras kepada masyarakat Afganistan dengan tidak mengizinkan adanya aktivitas liberal bergaya sekuler. pemenuhan kadar pendidikan hanya dilakukan kaum laki-laki tidak untuk kaum perempuan. Gerakan pasukan Taliban ini untuk pemurnian Islam secara menyeluruh oleh semua rakyat di Afganistan yang bercorak fundamentalis. Akibatnya, suasana konflik mendapat banyak perlawanan baik secara fisik maupun pemikiran dari para ketua suku yang kontra dengan sikap Taliban. bahkan oleh pihak asing dengan maksud 1001 alasan berada di tanah Afganistan. Dalam buku ini, Greg menuliskan perkembangan-perkembangan wilayah yang mendapat akses pendidikan. Tentu hal ini berawal dari pemikirannya bahwa pendidikan menjadi hak semua orang yang ingin sebuah kedamaian. Greg menuliskan banyak cerita-cerita mengharukan yang menambah esensi dalam buku ini, bahwa buku ini penting untuk dibaca dan dipahami oleh semua kalangan, baik akademisi maupun oleh masyarakat umum. Pristiwa kontemporer yang masih aktual dijelaskan oleh Greg, kondisi warga Afganistan setelah pristiwa bom di menara kembar WTC AS pada tanggal 1 September 2001 silam, kemudian bencana alam yang menghancurkan bangunan utama di kawasan Pakistan dan perbatasan di wilayah terpencil Afganistan , hingga aksi kekerasan yang dilakukan oleh pejuang Taliban memberikan efek domino luar biasa terhadap mindset dunia terhadap negeri batu ini. Buku sempurna dalam memberikan cerita real yang terjadi di Afganistan. Namun sebuah buku tetap memiliki kekurangan yang menjadi tanda tanya bagi para pembaca, Pertama Greg menjelaskan bahwa konflik Taliban seolah halangan yang dilakukan dalam membangun pendidikan hanya soal Taliban saja. Padahal analisis-analisis terkemuka saat ini menyatakan konflik Afganistan adalah skenario AS dalam memberikan nuansa tekanan. Jadinya, Greg akan lebih mampu menengahi masalah Taliban dengan konflika AS yang masih dibiarkan hingga detik ini. Kedua, buku memang menjelaskan pendidikan yang menjadi objek kajian pembangunan, maka seharusnya jua dijelaskan bagaimana nuansa sosial secara utuh dari sejarah masa Islam datang atau pra Islam di wilayah ini. Ketiga, ilustrasi melalui gambar yang sedikit kurang, walau sudah dijelaskan dengan peta dan gambar agaknya pembaca masih bingung dengan kata-kata yang rumit tanpa ilustrasi dari gambar atau foto. Walau seperti itu, buku ini tetap sangat menarik untuk dibaca dan ditiru. Positifnya dalam buku ini Greg memberikan sebuah nilai-nilai kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi. Keinginan kuat untuk membangun pendidikan di Afganistan adalah keinginan dari naluri kemanusiaan yang ia miliki. Suatu ketika Greg pernah diundang dalam acara di tempat pangkalan militer AS. Ia mengatakan bahwa tidak seharusnya AS membalas konflik di Afganistan dengan peluru mahal. Padahal nilai sebuah roket yang AS tembakan senilai dengan lusinaan bangunan sekolah di wilayah pedalaman. Deskripsi yang memuat wilayah terpencil di Afganistan menambah rasa ingin tahu pembaca bagaimana kondisi kekiniaan di wilayah itu. Kenapa wilayah tersebut menjadi lahan konflik yang tidak selesai. Pendidikan secara modern mendapat perlakukan keras dari Taliban , tidak jarang penduduk asli yang tewas akibat aksi kekerasan Taliban . Kebencian warga terhadap aksi kekrasan tidak hanya pada as namun juga Taliban . Pendidikan sebagai jalur tengah disetuji oleh para mullah melalui jirga bersama aktivis CAI. Tentu ada harapan yang hendak dibangun, dan semoga pendidikan sebagai jalan menujuh perdamaian.

Idealisme Tokoh Dunia Yang Mendunia

Judul : 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah
 Penulis : Michael Hart
 Penerbit : Pustaka Jaya
Tebal : 513 Halaman
Tahun terbit : Cetakan XVI 1994

 Buku ini pertama kali terbit pada tahun 1982, pada cetakan pertama buku ini memberikan sebuah mindset baru terhadap tokoh-tokoh sejarah yang telah memberikan sebuah warna bagi dunia hingga saat ini. Sebuah apresiasi yang diterima oleh isi buku ini, maka buku ini terus mengalami cetakan hingga cetakan ke-xvi. Michael hart mencantumkan tokoh-tokoh dunia dalam deretan 100 tokoh yang memang patut untuk dikagumi. Apa yang telah ia usahakan membuat sebuah pondasi yang tidak akan terlupakan oleh manusia hingga masa yang akan datang. Tentunya pilihan yang telaj heart lakukan setelah melalui pertimbangan dan kritik esternal maupun internal terhadap penulisan nama tokoh dan urutan yang ia dapatkan. Kelayakan buku ini pun bisa dipahami oleh semua pembaca baik awam maupun kritis. Sebagai tokoh utama yang heart tempatkan yakni nabi Muhammad sebagai tokoh the first sebagai tokoh yang mendunia. Gambaran secara profil dan usaha yang telah Muhammad lakukan memang patut mendapatkan posisi teratas. Secara objektif heart menuliskan tokoh Muhammad sebagai tokoh agama dan pemimpin dunia yang memiliki keberhasilan yang tidak menyamai dengan tokoh lainnya. Bahka keberdaan nabi isa sendiri heart tempatkan pada posisi ketiga setelah albert enstein. Heart menuliskan bahwa kesadaran dirinya dalam menempatkan Muhammad sebagai tokoh utama dunia bisa dilihat dari banyak sisi. Ada dua pokok yang menempatkan Muhammad sebagai tokoh utama dalam sejarah, pertama dari segi peran yang dilakukan oleh Muhammad. Berasal dari kalangan yang sederhana dan wilayah yang tidak dikenal. Muhammad memperkenalan agama islam dan alquran ke khalayak ramai. Esensi kedamaian dan aturan hidup yang ia ajarkan sampai saat ini masih bisa telihat. Sebagai pembawa wahyu dari tuhan-nya, ia memberikan sikap dan contok seperti apa yang telah diajarkan oleh islam dan alquran. Nilai-nilai tersebut masih hidup hingga saat ini. Kedua, Muhammad memiliki posisi sebagai kepala pemerintahan dalam islam. Ketika ia mendedikasikan sebagai pemimpin agama dan dunia, ia melakukan dakwah penyebaran agam hingga ke sekitar wilayah jazirah arab dan luar arab. Penyebaran yang diiringi dengan espansi perluasan wilayah membuat wilayah islam secara politik tidak hanya terbatas pada sumber islam yakni mekkah dan madinah saja, melainkan seluruh dunia. Kekuasaan islam yang dilanjutkan oelh para sahabat dan raja-raja islam telah memberikan dampak luasnya islam dianut secara damai oleh pemeluknya. Intinya walau pun Muhammad sebagai nabi dan pemimpin telah wafat namun esensi ajaranya masih hidup dan mengakar sampai saat ini. Selain Muhammad secara lugas ia tempatkan sebagai posisi teratas, heart juga menuliskan tokoh-tokoh dunia lain yang mengabdikan hidupanya bagi perkmabangn ilmua penegathuan dan kekuasaan, maupun secara dedikasi secara idealism. Seperti posisi kelima dalam buku ini yang menempatkan tokoh filsafat asal cina, kong hu-cu sebagai tokoh dunia. Dimana ia dianggap sebagai yang memadukan system alam pikiran dan kepercayaan orang cina yang masih hidup hingga saat ini. Ia mengembangkan nilai-nilai kehidupan, nilai yang amat penting yang ia lakukan yakni nilai Yen sebagai bentuk cinta maupun keramahtamahan, dan nilai Li sebagai tingkah laku atau ibadah. Pola yang ia kembangkan hanya dinilai biasa semasa Kong Hu Cu hiudp, namun setelah ia wafat maka penggalian terhadap nilai-nilai yang ia ajarkan dipelajari dan menjadi bagian buadaya yang kerap diresprentasi selama kehidupannya. Heart mengatakan bahwa ada beberapa alasan kenapa ajaran confusianisme hidup dan berkembang di Cina, pertama kejujuran dan kepolosan dari Kong Hu Cu dalam kehidupan dan ajarannya. Kedua, sikap moderat serta sikap praktis tidak membuat sebuah prinsip-prinsip yang sulit untuk diikuti oleh orang-orang cina, sebaliknya nilai-nilai yang ia lakukan bisa menyatu dengan system saat Cina itu sendiri. Buku memiliki bahasa yang berat untuk dipahami oleh pembaca umum biasanya, adanya pengetahuan tentang profil sejarah yang sedikit diungkapkan menjadi kekurangan dalam buku ini. Walau seperti itu, buku ini layak dibaca oleh setiap akademisi untuk melihat bagaimana dedikasi ilmu yang telah dilakukan oleh tokoh terdahulu. Dimana usaha yang telah mereka lakukan masih ada dan dinikmati hingga sekarang.

Celoteh Rakyat Tentang Negeri Ini

Judul : Andai Aku Cecak, Andai Aku Buaya
Penulis : Achmad Muchlis Amrin, Dkk
Penerbit : Espresi
Tebal : 177 Halaman
Tahun terbit : 2009

Achmad Muchlis Amrin seorang buayawan menuliskan profil seekor buaya yang telah melakukan perbuatan semena-mena terhadap aturan yang berlaku. Sosok buaya yang terkenal kuat serta memiliki berbagai kelebihan secara fisik dan mental membuat seisi hutan menakuti sosok buaya ini. Namun tetap aturan telah dibuat, demonstrasi yang dilakukan oleh para rakyat kodok terhadap buaya memang sebuah kenyataaan. Dimana melalui tangan kekuasaannya ia melakukan aksi diktator atas nama kekuasaan sebagai legitimasinya. Para demontrasi kodok yang berlanjut mempertanyakan sikap buaya yang melakukan aksi penindasan terhadap saudara kecilnya yakni cecak. Namun sang buaya malah membantah bahwa penindasan yang dia lakukan adalah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku yakni Kitab Undang-Undang Hukum Hewan (KUHH). Kodok-kodok yang terprovokasi oleh Koran Harian Rawa (KHR) dan Televisi Nasional Rawa (TNR) semakin memojokan posisi buaya yang telah menyalahi kekuasaannya untuk mengintimidasi kekuataan kecil si Reptile dalam melakukan tugasnya. Maka konflik antara buaya dan cecak kian memanas, keduanya mendapat dukungan dari masing-masing yang dimenangkan atas kasus perselisihan ini. Bahkan presiden kehewanan hanya terdiam melihat kondisi konflik yang kian memanas. Namun ahirnya diketahui bahwa akar masalah dari konflik ini adalah keberadaan Angkodok yang menjadikan hukum sebagai payung keselamatan. Bangsa buaya tersudut dengan opini yang kian memuncak. Mindset mengatakan bahwa bangsa buaya menjadi pihak tersalah akibat kasus konspirasi ini. Hubungan antara buaya dan Angkodok di luar rawa menghasilkan kompromi dalam menjatuhkan para ketua cecak. Sebagai imbalannya, Angkodok akan memberikan fasilitas yang dibutuhkan buaya dalam hal apa pun. Namun malang dalam percakapan dengan Angkodok telah disadap oleh Komisi Cecak Kower (KCK) dan kemudian diperdengarkan di Mahkamah Hewan Rawa (MHR). Akibatnya nama baik buaya kian menyusut dan mati di tengah opini rakyat rawa. Maka kini hanya menyisakan beberapa siasat ampuh buaya yakni muncur, melawan, atau tetap berada dalam posisi sebagai buaya yang kuat. Namun kini itu adalah pilihan ditengah kemelut. Tulisan singkat diatas merupakan salah satu berbagai essai singkat tentang negeri ini dan hukum yang berlaku. Achmad bersama para pemerhati sosial hingga politik menyumbangkan pemikiran dalam buku singkat ini, bagaimana korupsi telah menjadi momok di mata hukum. Dimana penyakit korupsi tidak hanya mengena kepada kaum terpilih namun pada kaum pada umumnya. Mengambil setting dengan perseteruan antara eksistensi kpk yang sempat tersangdung pada 2009 silam. Konflik antara KPK dan pihak polisi lantas meneriakan istilah cecak melawan buaya. KPK yang memiliki taring berdiri independen dalam melakukan pemberantasan korupsi secara tangguh. Namun keadilan di negeri ini masih baru menjadi sebuah slogan. Konspirasi dengan menjatuhkan Antasari Azhar yang terkait dalam pembunuhan berencana Nazarudin tetap menjadi tirai gelap yang tidak terjawab. Kemudian pencekalan terhadap wewenang KPK dalam indepedensinya telah menjadi sebuah tekanan yang tidak pernah berahir. Buku lahir dari sebuah kepedulian terhadap lembaga penegakan hukum di Indonesia. Korupsi tumbuh subur di tengah kondisi Indonesia yang miskin dalam segala tingkat. Salah satunya yakni kemiskinan moral yang diwariskan sejak era lampau. Achmad menuliskan sendiri bagaimana perseteruan antara KPK and Polri adalah hasil konspirasi dengan si pelaku korupsi. Dimana dalam segala posisinya, si pelaku aman dalam segala hal. Konflik yang diciptakannya tidak memberikan dampak positif, sebaliknya menambah sisi negative terhadap penegakan hukum di Indonesia. Melaui sindiran dan perumpaan menjadikan buku ini menjadi enak dan mudah dipahami. Humor yang menggelitik menjadi poin bagus dalam buku ini. Namun sayangnya bentuk konsep dalam penyelesaian konflik serta korupsi tidak dijelaksan dalam buku ini. Dengan menampilkan berbagai problem menjadikan buku ini hanya berisi kesalahan yang telah dilakukan oleh aparat penegakan hukum dan pemeruntah. Buku ini layak dibaca oleh kalangan akademisi agar bisa lebih bijak dalam menyikapi kondisi bangsa yang rapuh. Tentu oleh para pejabat buku layak menjadi simpanan sebagai bentuk nasihat serta harapan yang dimiliki oleh rakyat Indonesia. Selamat membaca.

Resensi : Spritualitas Di Kota Madani

Judul : MADINAH Kota Suci Piagam Madinah h, dan Teladan Muhammad SAW
Penulis : Zuhairi Misrawai
Penerbit : Kompas
Tebal : 488 Halaman
Tahun terbit : November 2009

 Setiap mendengar kata Madinah , maka akan teringat dalam mindset sebuah kota yang berada di timur tengah. Kota yang menjadi sebuah kota sejarah yang akan selalu pusat perjalanan spritualitas seorang muslim. Madinah adalah kota kedua yang menjadi tujuan setiap musim haji atau umrah. Jika Mekkah diidentikan sebagai pusat ibadah, dimana terdapat baitullah. Maka Madinah adalah kota Nabi yang terdapat napak tilas perjalanan Nabi kala berada di Madinah . Mekkah dan Madinah adalah kota ibadah yang siap melayani siapa saja yang hendak berziarah dan melaksanakan ibadahnya di kota tersebut. Madinah adalah potret peradaban baik di masa lalu, saat, dan masa yang akan datang. Modernitas serta spritualitas yang terjadi di madinah tidak saling bertentangan. Madinah menggambarkan bahwa agama islam tidak menolak sisi modernitas yang berkembang selama hal tersebut masih dalam lingkaran prinsip yang dibuat dalam aturan agama Islam. kesucian kota Madinah sebagai kota kedua memang menjadi sebuah tanda bahwa kota madinah memang menjadi kota yang diberakti oleh Allah SWT. Bahkan dalam memelihara kesucian kota ini, digambarkan bahwa ketika sebuah robongan yang datang dengan kendaraan maka mereka akan segera tutrun utnuk berjalan kaki memasuki kota Madinah. Hal ini dilakukan untuk menjaga nilai-nilai suci kota Madinah. Zuhairi menggambarkan dalam buku keduanya ini tentang kota Madinah yang berbeda dengan Mekkah. Penulis menuliskan bahwa keberadaan kota Madinah adalah sebuah manifes dari ajaran Nabi dalam membangun sebuah peradaban. Dalam sejarah menyatakan bahwa Madinah bernama Yastrib yang dihuni oleh kelompok-kelompok dari berbagai bangsa dan agama. Konflik serta perpecahan pra Madinah menjadikan budaya konflik yang identik dengan Yastrib. Kedatangan Nabi sebagai utusan Tuhan menjadi sebuah kabar gembira bagi penduduk kota Yastrib. Konflik yang hidup ratusan tahun serta perpecahan lantas disatukan kala Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah . Penamaan kota yastrib menjadi Madinah menjadi sebuah momentum yang besar. Langkah-langkah persatuan diambil Nabi dalam menyatukan pihak yang berselisih. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya piagam Madinah yang menyatukan peradaban di kota tersebut. Piagam Madinah yang menjadi kesepakatan bersama dalam bersama melindungi hak-hak warga Madinah dari ancaman musuh serta saling tolong menolong. Madinah menjadi pusat pemerintahan semasa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat menjadi sebuah bukti bahwa Madinah memang menjadi pusat peradaban yang dibangun atas dasar toleransi serta persamaan dalam hal saling menghormati hak sesama warga negara. Madinah mengukuhkan persaudaraan sebagai pondasi dalam tegaknya tatanan masyarakat yang damai,adil, sejahtera, dan makmur. Hingga saat ini banyak hal terjadi di Madinah sebagai pusat kekuasaan, serta pusat agama. Modernisasi Madinah telah membuatnya banyak memberikan mamfaat bagi setiap pengunjung yang datang berziarah ke kota ini. Selain itu, keragaman penduduk Madinah yang berasal dari berbagai kawsan yang datang dan menetap di kota ini menjadi warna tersendiri bagi kota Madinah . Bahkan keragaman tersebut sama sekali tidak menimbulkan sebuah perpecahan yang terjadi. Ada beberapa poin yang menarik menurut Ahmad Said dari kota Madinah dan karakter penduduknya jika dibanding dengan kota lain, termasuk Mekkah. Pertama, pencitraan kota Madinah sebagai kota yang memiliki penduduk yang ramah terhadap siapa pun. Bahkan keramahan ini juga dilakukan jika bertemu dengan orang-orang asing yang baru dikenalnya. Bagi mereka setiap pendatang yang datang adalah tamu yang harus dihormati. Kedua, dalam melakukan percakapan, warga Madinah adalah penduduk yang tidak berbicara dengan nada suara yang keras, melainkan dengan tutur kata yang lembut serta pelan. Maka ketika rombongan ziara yang berkunjung ke Madinah maka akan menemukan sebuah budaya yang berbeda dengan kota lain di timur tangah. Penduduk yang keras dan lantang berbicara namun di Madinah hal tersebut sebaliknya. Sisi ketiga, penduduk Madinah menggunakan pondasi persaudaraan sebagai karakter dalam menjalin hubungan sesama manusia. Dimana ikatan persaudaraan yang dilakukan sebagai bentuk ikatan yang kuat. Atas dasar persaudaraan maka penduduk tersebut saling menolong serta saling mengasihi sesamanya. Persaudaran yang dihubungkan oleh Nabi melalui persaudaraan kaum anshar dan muhajirin lantas dilakukan hingga saat ini. Keempat, membangun hubungan kekeluargaan secara harmonis serta saling menghormati. Kehidupan masyarakat lebih luas pada hakikatnya merupakan sebuah potret dari kehidupan keluarga. Mempererat hubungan kekeluargaan menjadi sebuah hubungan yang kompleks dan membangun pondasi yang kota yang madani. Adapun poin terahir, karakter madina terbentuk dari rasa saling menghormati tetangga. Nabi mengajarkan untuk tetap menjalin hubungan silaturahim sesama tetangga. Dimana hubungan ini sebagai pembelajaran dalam saling menghormati dan saling menghargai. Buku memang secara lengkap dalam membahas struktur kota Madinah dilihat dari berbagai sisi. Konteks Pra Madinah hingga modernisasi yang terjadi di kota ini menjadi nilai plus yang dilakukan oleh penulis. Bahasa yang ringan serta tidak menjemukan membuat pembaca rileks untuk membaca buku ini. Walau seperti itu buku masih terdapat kekuarangan dalam menggambarkan potret Madinah, seperti penjelasan lanjut tentang pendidikan di kota ini. Selain itu penjelasan diagonik Madinah dalam sejarahnya kurang menuliskan tahun dan momentum perkembangannya. Buku ini layak dibaca secara umum agar memang menjadi obar perindu terhadap kota madinah yang menjadi impian setiap muslim. Naik haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad adalah bagian yang tidak terpisahkan, khususnya bagi jamaah haji Indonesia.

Resensi : Dalam Sebuah Kegilaan

Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dee (Dewi Lestari)
Penerbit : Bentang Pustaka
 Tebal : 444 Halaman
 Tahun terbit : Cetakan IV 2009

Sebuah novel menyegarkan hadir dan dibaca semua kalangan, khususnya oleh para generasi muda yang menanta mimpi dengan hal-hal aneh. Sebuah cerita tentang imajinasi yang dibuat tak sekedar untuk diimpikan. Maka beranilah dalam membuat keputusan, sebagai pilihan yang terbaik untuk ke depan. Dee, sang penulis menggunakan bahasa yang komunikatif dalam penyampaian novel ini, walau sesekali dijejali dengan bahasa asing dan daerah, malah menambah kekuatan cerita dalam novel yang terus mengalami ulang cetak hingga ke-IV. Cerita anak manusia yang beranjak dewasa dengan melakukan sesuatu yang aneh dimata orang lain, namun menarik bagi dirinya pribadi. Melalui peran Kuggy, gadis yang tergila-gila dengan kebiasaan menulis surat ke perahu kertas kepada dewa titisan Aquarius yakni Neptunus. Kegilaan yang menarik ini lantas berlanjut hingga ia dewasa dan mendedikasikan diri sebagai agenya di bumi. Selain itu, kesukaan dalam membuat cerita anak juga mengantarkannya dalam petualangan alit bersama teman-temannya yang terlantar dalam hal ekonomi dan pendidikan. Sisi lain, sosok Kennan adalah lelaki yang merefleksikan diri dengan lukisan. Gen bawaan dari sang ibu (Lena) lantas mendapat perlawanan keras dari sang ayah (Adri). Keduanya dipertemukan dalam sebuah kejadian yang bersifat normal namun berahir dengan kegilaan yang unik. Kisah asmara yang menjadi fokus cerita ini sukses membawa pembaca untuk berputar-putar dalam melihat sebuah konflik didalamnya. Noni berteman akrab dengan Kuggy melanjutkan pendidikan kuliahnya di kota Bandung. Eko yang tak lain adalah pacar Noni mempunyai sepupu bernama Kennan berdomisili di Belanda kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di kota yang sama. Pertemuan pertama yang mengesankan lantas membawa mereka dalam berbagai kegiatan bersama-sama, mulai dari midnight ke bioskop, makan di warung pemadam kebakaran, hingga hal lainnya. Konflik kemudian muncul diawal cerita kala Kuggy yang telah menjalin hubungan asmara dengan Ojos selama 2 tahun tiba-tiba tertarik dengan Kennan. Terlalu banyak kesamaan antara mereka lantas membuat Kuggy jatuh hati dengan Kennan. Bersamaan dengan itu, munculnya sosok Wanda sebagai pacar Kennan telah membuat Kuggy patah hati, bahkan buntutnya hubungannya dengan Ojos berahir, bahkan hubungan pertemanannya dengan Noni renggang untuk 3 tahun lamannya. Sedangkan Kennan menjalani hidupnya dengan menjalin hubungan dengan Winda dan Ludhe. Rentan waktu yang lama kemudian membuat kedunya berusaha untuk saling melupakan. Kuggy menjadi sosok mahasiswa akademik, dan ahirnya bekerja di sebuah perusahaan Avocado. Lain halnya dengan Kennan yang memilih fokus melukis dibanding kuliah membuatnya pergi meninggalkan rumah dan tinggal di rumah pak Wayan di Ubud (Bali). Konsentrasinya melukis membuat dirinya terasah dan berhasil membuat lukisan yang menarik dengan sentuhan sekolah Alit dan Jenderal Pilik sebagai tema dasarnya. Inisial KK sebagai kode lukisannya adalah sebuah penhormatan kepada Kuggy yang ia cintai. Panjangnya cerita ini lantas berahir dengan bersatunya Kuggy dan Kennan. Lintasan konflik yang kurang memanas membuat pembaca tidak menikmati perasaan dari kedua insan ini. Dimana cerita yang tidak memiliki batasan membuat adanya peran orang-orang baru dalam lingkungan di Kuggy maupun Kennan. Rentan masa kuliah yang menarik diawal cerita seharusnya diperlama karena memang menarik dalam menularkan ide gila kepada pembaca. Diagronik hubungan keduanya hanya melahirkan sebuah cemburu dan patah hati yang tidak pernah terucap. Selain itu dalam menceritakan hubungan antar keduanya ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan akal sehat. Novel ini bukan sebuah novel fiksi dengan menggunakan imajinasi yang tinggi. Namun sebuah cerita yang menyamai dengan kehidupan saat ini. Maka rasionalitas diperlukan dalam mematangkan cerita ini. Hubungan 2 tahun dengan Ojos terputus secara mendadak seharusnya diselingi dengan dentuman konflik yang akan dipahami oleh para pembaca. Tipe cewek seperti Kuggy yang tidak konsisten akan menjadi sebab konflik terjadi, Sedangkan watak Kennan yang matang akan menjadi sebuah dilemma berkepanjangan berjalan. Namun tetap novel ini bagus untuk dibaca dan dipahami secara mudah oleh para pembaca. Penilaian dalam karakter tokoh adalah sebuah kewajaran yang tidak bsia dihindari. Maka seharusnya menjadi patokan bagaimana konflik dan cerita ini berjalan dan berhubungan. Poin yang menarik dalam buku adalah sosok perahu kertas yang baru dan wah sebagai perwakilan dari imajinasi yang tetap dilestarikan. Bahwa setiap manusia memang memiliki karakter yang unik dan menarik.

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...