“Bunga terbaik yang saya temukan di
dataran tinggi ini, di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua bernama Bunga
Eidelweis”
Awalnya sih memang masih diragukan
apakah tumbuhan yang saya temukan adalah Eidelweis. Namun setelah melakukan
konfirmasi dengan beberapa sumber, akhirnya saya bisa memastikan bahwa flora
ini adalah Bunga Eidelweis khas Papua.
Flora yang mempunyai nama keren bunga keabadian ini mungkin salah satu tumbuhan
yang langkah di sini. Dan, saya menemukannya tumbuh di suatu tempat yang jarang
tersentuh manusia.
Sebenarnya, untuk menemukan Eidelweis
di sini bukan perkara yang mudah. Sepanjang kota Oksibil yang masih dataran
tinggi dan merupakan ibu kota kabupaten Pegunungan Bintang ini ternyata bukan
habitat utama pertumbuhan Eidelweis. Letaknya yang berada di ketinggian tidak
menjadi jaminan untuk menemukan setangkai kehidupan dari Eidelweis
.
Eidelweis merupakan tanaman khas
yang tumbuh di pegunungan dengan tingkat kelembapan dan udara berkategori dingin
estrem (dingin sekali). Setiap pegunungan yang dibuka untuk pendaki (hiking)
pasti mengetahui hal ini ketika jejak kaki mereka sampai di puncak. Tanaman
langkah yang menjadi ikon puncak gunung juga merupakan tanaman terlarang untuk
diambil secara sembarangan, namun entahlah
jika di Papua ini.
Kali pertama saya menemukan bunga
ini saat saya menjalankan rutinitas mencari sinyal di puncak Kosikin (lihat
cerita saya di judul bagai ninja hatori
aku mencari sinyal). Petualangan mencari sinyal lantas membawa saya tersentak
saat melihat sebuah tumbuhan setinggi 40 cm dan memiliki daun lembut yang
berwarna putih. Sepanjang perjalanan Okbape dan Kosikin mungkin ini adalah
pertama kalinya saya menemukan tumbuhan ini, Eidelweis.
Saat menemukan pertama kali, saya
masih meragukan bahwa tumbuhan ini adalah Eidelweis. Saya melewatkan tumbuhan
ini setelah mengambil beberapa foto. Namun saat kembali menemukan tumbuhan lain
yang serupa dan berbunga barulah saya melihat bahwa tumbuhan ini memiliki
kesamaan dari bentuk bunganya seperti bunga Eidelweis. Seperti aturan
pegunungan yang melarang memetik tangkai maupun bunga tersebut, akhirnya saya memilih
untuk mengambil keseluruhan tanaman ini, mencabutnya hingga ke akarnya. Kelembapan
dan kedinginan udara di kampung Imbot, Distrik Okbape saya rasa bisa memindahkan
dan menumbuhkan tanaman ini di sana. Pemindahan tanaman ini dilakukan sembari
saya melihat lebih detail tanaman lebih
jauh.
BUNGA EIDELWEIS |
Eidelweis Papua secara detail tidak
memiliki perbedaan yang mencolok dibanding dengan Eidelweis di beberapa pulau
lain (Sumatera dan Jawa). Perbedaan Eidelweis
papua ini terlihat dari daun
serta tangkainya. Jika tangkai dan bunga Eidelweis di pulau luar papua bisa
bercabang serta lebih hijau, berbeda sekali dengan bentuk tangkai Eidelweis
papua yang menumbuhkan bunga ini hanya dengan satu batang tanpa tangkai
bercabang. Dedaunan yang cenderung berwarna putih pekat sebenarnya bukan warna daun melainkan semacam
bulu-bulu halus rapat yang menutupi daun Eidelweis sendiri yang berwarna hijau.
Maka saat jari menyentuh daun Eidelweis Papua ini kita akan merasakan lembut
dan ketebalan bulu putih yang menutupi daunnya Eidelweis berwarna hijau.
Dalam hal proses tumbuhnya,
Eidelweis Papua berbeda dengan puncak
lain dimana terdapat keseragaman Eidelweis yang tumbuh di sekitarnya. Sedangkan
di puncak Kosikin, saya hanya bisa
menjumpai tiga batang tanaman ini di sekitar area puncak yang biasa tertutupi oleh
kabut jika lewat dari jam 12.00 WITA . Padahal saya sangat berharap untuk
menemukan lebih banyak lagi tanaman sejenis yang tumbuh kembang secara
bersamaan. Sebagai tanaman khas pegunungan tidak lah berlebihan bahwa tanaman
Eidelweis Papua termasuk flora yang tergolong langkah di Kabupaten Pegunungan
Bintang. Dan saat tulisan ini ditulis Eidelweis yang saya cabut masih tumbuh di
plant bag hitam berukuran sedang di
depan rumah, Kampung Imbot. Entah berapa lama lagi saya akan menjumpainya
berbunga saya akan menunggunya.
Flora dan fauna yang terdapat di
papua merupakan bagian terbaik yang ada di Indonesia. Saya berharap tulisan
tentang flora maupun fauna nantinya akan ada kembali.
Tulisan di bawah rumah sederhana Kalibagor 5 Desember
2018
No comments:
Post a Comment