CATATAN PERJALANAN : Bajawa, Negeri Flores Nan Dingin

Bajawa…
Bajawa itu dingin, sedingin Bukitingginya Sumatera Barat…
Sesejuknya Bandung Jawa Barat…
Mengesankan layaknya Kerinci Jambi…
 Dan seindah Flores yang telah memilikinya…
“Hingga kemarin (21/5) aku mengatakan bahwa Flores adalah negeri yang sangat panas” ungkapan ini patah ketika jejak kaki ini berada di Bajawa, sebuah negeri yang menjadi kota dari Kabupaten Ngada, Flores Barat. Bajawa tumbuh menjadi kota yang sangat dicari oleh banyak wisatawan. Potensi alam yang sangat menarik membuat BAJAWA menjadi salah satu kawasan Flores yang “wajib” di kunjungi oleh pelancong domestik atau turis asing yang telah berada di Flores . *** Untuk singgah ke Bajawa penulis melalui rute yang cukup panjang. Perjalanan dari Desa Aewora, Kec.Maurole yang merupakan asal penempatan penulis sebagai guru SM-3T membuat perjalanan ini menjadi perjalanan yang panjang. Cerita perjalanan menuju Bajawa ini adalah pilihan dalam perjalanan setahun di Flores . Seperti perjalanan yang pernah dilakukan sebelumnya, penulis melakukan persiapan awal dengan mencari informasi tentang Bajawa. Informasi berupa berita-berita Bajawa dalam tujuh hari terakhir. Info tersebut ini sangat penting dan mendukung guna melihat kondisi terkini tentang tempat tujuan. Setelah itu, persiapan yang wajib dilakukan adalah fokus tujuan tempat yang hendak dikunjungi. Bajawa memiliki ragam potensi wisata yang cukup banyak oleh karena itu, prioritas serta faktor waktu menjadi pertimbangan yang hendak dilakukan.
Senin, 19 Mei 2014, jam 06.30 WITA perjalanan ini dimulai. Kali ini penulis tidak membawa banyak anggota untuk berpergian sejauh 210 Km ini, berteman baik dengan Intari Nur Faisah yang juga Guru Muda SM-3T yang ditempatkan di satu jalur yang sama akhirnya perjalanan ini dilakukan bersama. Rute perjalanan yang dilewati sebagai berikut, desa Aewora-Maurole-Detusoko-Ende-Nangapanda-Nagakeo-Boawae-Matolopo-Bena-Bajawa (lintas 3 kabupaten). Rute ini sebenarnya masih ada alternatif yakni melalui Aewora-Maurole-Sokoria-Maukaro-Mbay-Bajawa. Namun rute ini tidak menjadi pilihan karena pertimbangan jalan yang rusak berat serta keinginan pribadi untuk melewati lokasi lain yang belum pernah dilewati.
Sepanjang perjalanan di Flores penulis melewati dua view yang dominan yakni pegunungan dengan minim perumahan serta lautan. Keindahan alam Flores yang alami tentu menjadi pilihan bagi banyak orang untuk bisa singgah dan menikmati perjalanan alam Flores ini.
Perjalanan yang penulis melewati ini adalah lintas tiga kabupaten yakni Kabupaten Ende dengan melintasi kota ende, kemudian Kabupaten Nagakeo dengan lintasan jalannya yang sedang di perbaiki, kemudian Kabupaten Ngada. Perjalanan dengan menggunakan motor matic sewaan ini tidak menemui kendala selama perjalanan menujuh Bajawa. Kondisi jalanan yang jika dipersentasikan dalam kondisi yang baik kecuali di lintasan Kecamatan Wewaria dan memasuki sepanjang 15 KM Kabupaten Nagekeo yang agak berlubang serta dalam perbaikan. Maka perjalanan panjang membutuhkan waktu yang sekitar 6 jam perjalanan. Namun alokasi waktu ini sebenarnya realatif. Hal ini karena perkiraan waktu dengan kendaraan yang digunakan. ***
“Indah……….” Begitu kata yang muncul ketika sebuah gunung yang membiru setinggi 2000 Mdpl Ketika hendak memasuki Kabupetan Ngada, mata ini memandang ke arah sisi kiri jalan. Gunung Abolobo yang berdiri gagah memberikan rasa dingin. Seolah memberikan kesan selamat datang. Perjalanan ini masih meneruskan hingga menujuh ke titik dimana aku ingin berada. Udara sore itu tidak cukup panas bahkan terkesan dingin dan mendung. Alam yang memikat menurutku. Jam menunjukan waktu 14.45 WITA ketika motor matic ini berhenti sejenak di Matolopo. Dan kali ini aku merasakan dinginya udara Ngada tersebut. Sembari menunggu seorang teman aku dan Inta menikmati udara ini dalam jepretan kamera. Aku memandang Anak-anak kecil yang berlarian di sekeliling lapangan kantor camat. Mereka bermain mobil-mobilan yang secara “pintar” terbuat dari bambu dan kayu yang dipotong bulat dan tiang peyangga. Mereka kelihatan bergembira dengan mainan sederhana tersebut. ***
“Salam untuk Iga dan Intan” melalui tulisan ini penulis memberikan salam untuk keduanya. Selain berbaik hati menawarkan tempat untuk menginap di ngedubusa, kompleks sd sekolahnya. Kedua Guru Muda SM-3T Asal Yogyakarta ini juga menjadi Guide selama perjalanan di Ngada ini. Pilihan wisata yang diberikan menjadi alternatif dalam perjalanan panjang yang penulis lakukan. Usai sampai di Ngada keduanya menjadi guide yang baru penulis kenal untuk pertama kalinya. Maka perjalanan ini dilanjutkan pertama ke kampung adat Bena. Sebuah kampung adat yang memiliki latar Gunung Inerie yang menjulang tinggi dengan gagahnya sebagai gunung tertinggi di Flores ini.
Perjalanan ini berlanjut kemudian dengan berkunjung ke lokasi ke penempatan Mbak Iga yang memang jauh dari kota Bajawa. Perjalanan malam yang kami lakukan menujuh ke Ngedusuba memberikan kesan yang cukup ekstreem. Perjalanan panjang ditambah ke lokasi penempatan kedua guide kami memang memberikan kesan tersendiri, dan tentunya dalam tulisan tersendiri nantinya
                                       . ***
Ada dua hal yang menurut berkesan dalam perjalanan ke Bajawa ini.pertama tidak cukup sekali rasanya jika hanya sekali menujuh ke Bajawa, semabri berharap bahwa akan ada perjalana lain untuk menujuh ke Bajawa. Kedua, Bajawa adalah kota yang indah dengan strukturnya yang bagus serta baik. Dalam perjalnan singkat ini penulis melihat kota Bajawa sebagai kota yang memang terbuka dengan pelancong yang datang dari arah dan asal yang berbeda. Dibanding maumere dan ende sebagai kota kabupaten, Bajawa terkesan terlihat sebagai kota yang melebar tanpa memanjang. Lokasi pertokoan dan perkantoran berdiri secara terpisah namun tidak sulit untuk dijangkau jika hanya dengan jalan kaki. Penulis juga menemukan berbagai Wisatawan asing yang berada di lokasi ini. Tersedianya kafe-kafe membuat kota dingin ini memang memberikan nuansa yang ramah. Oleh karena itu jika ada pelancong yang hendak mengunjungi Bajawa maka pilihan itu adalah pilihan yang penulis rasa tepat, dan tentu saja kesan yang akan didapatkan tentu akan berbeda. “Bajawa, Kota yang berada di Negeri Flores Nan Dingin”

4 comments:

  1. Salam kenal
    rencananya akhir tahun saya mau trip overlan flores
    yang mau saya tanyakan, travel dari Ende menuju Bajawa kalo siang/sore masih ada ga ya ?
    Apakah ada referensi cara menuju Bajawa dari Ende ?
    Fyi, saya baru turun dari nanjak kelimutu sekitar pukul 9, sehingga saya start dari Moni
    Many thanks :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga,
      kalo dari moni silakan dulu menuju ke kota ende. setelah itu jika hendak menggunakan jasa angkutan umum bisa dilakukan dg bus atau travel, perbedaan ongkosnya sekitar 20 rb. untuk angkutan ini bisa mbak temukan di ujung kota ende arah terminal ke nangapenda. mbil ini ada yg berangkt pagi dan siang. sarans aya pagi sekitar jam 9 atau 10 sudah di terminal tersebut. untuk lebih jelas silakan tanya dg warga sekitar.

      Delete

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...