Catatan Perjalanan : “Berharap kembali ke Prambanan”



Sebuah keberuntungan rupanya bisa membawaku berada di kompleks candi prambanan. Candi termegah  dia Asia Tenggara, candi yang terletak di kawasan Sleman ini sejajar megahnya dengan Candi Borobudur yang berada di Magelang, kedua candi ini sama-sama peninggalan sejarah dan ikon wisata di Provinsi Jawa Tengah. “Berutung” adalah kalimat yang memang pas untukku yang di hari-hari terakhir namun masih bisa berkunjung melihat kemegahan candi ini. Perjalanan ku menuju candi ini juga inisiatif Yudi Hermansyah, teman karib yang sedang menyusun tesis terakhirnya di Universitas Gajah Mada (UGM). Awalnya aku sendiri tidak berminat untuk berkunjung ke candi yang konon dibangun dalam semalam oleh seseorang yang sakti bernama Pangeran Bandung Bondwoso. Jadwal perjalanan ala backpakeranku kian mepet dan harus segera kembali ke Sumatera. Namun sebuah piliham yang membuatku menunda perjalanan kembali ke Sumatera.
“Thanks bro.. untuk perjalanannya…”
Perjalananku ku memang akan berakhir di kota pendidikan, Yogyakarta. Perjalanan yang dimulai sejak Oktober 2014 lalu.  Seusai sebagian waktukku di Kota Purwokerto aku berencana kembali ke Sumatera melalui Kota Yogyakarta menggunakan transportasi darat. Selain ingin melihat Kota Jogja aku juga ingin ke Muntilan, katanya di tempat itu ayahku dilahirkan. Perencanaan awal tersusun dan aku memiliki waktu beberapa hari sebelum kembali ke Kayu Aro, Kerinci, Sumatera. Namun kota ini berhasil memikatku untuk melihatnya lebih lama. Aku bertemu dengan beberapa orang yang memiliki plan dengan wisatanya.  Aku ikut, kapan lagi aku memiliki waktu”         
***

“Adoh ga bro jarak candi ne tekok kene (jauh gak bro dari jarak candinya dari sini )”
Cidek (dekat)”
Pagi hari Sabtu, (25/1) aku bersiap untuk berkunjung ke Candi Prambanan. Kos Yudi yang berada di kawasan Sleman tidak terlalu jauh jaraknya menuju Candi Prambanan. Menurutnya lokasi menuju Candi ini sebenanya lebih pendek atau dekat untuk dijangkau dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi dibandingkan dengan jarak tempuh menuju ke Candi Borobudur di Magelang yang berjarak sekitar 6-7 km dari kosnya. Perjalananku  sendiri tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, sekitar 45 menit perjalanan menggunakan motor supra x dan melewati jalanan Kota Jogja yang sangat padat akhirnya aku berada di gerbang Candi Prambanan.
Candi yang memiliki tinggi sekitar 47 meter terlihat gagah dan menawan dari kejauhan, dimana aku memandangnya. Seusai membayar tiket masuk seharga 30.000 per orang aku memulai berjalan menuju kaki candi yang dibangun pada abad 9 atau tahun 850 masehi. Jika bisa aku ulang ketika berada di tempat ini tentu aku akan datang dengan waktu yang lebih pagi. Udara yang mulai memanas ini agaknya membuat badan cepat berkeringat.  Oleh karena itu tidak ada salahnya ketika memilih perjalanan di siang hari pengunjung menggunakan penutup kepala serta membawa air minum yang cukup. Sayangnya di sekitaran kompleks ini tidak ditemukan jasa penyewa payung, kecuali jasa foto dan jasa gratis penyedia kain penutup.
***
Prambanan indahnya candi ini…
Sabtu memang jadwalnya wisatawan banyak datang ke lokasi wisata. Entah aku adalah orang yang ke berapa dalam hitungan yang memasuki gerbang wisata Candi Prambanan ini. Wisatawan yang sengaja datang untuk melihat kemegahan candi ini datang dari berbagai daerah. Terkadang wisatawan menggunakan bus dengan anggota rombongan yang cukup banyak dan bejubel. Namun wisatawan asing asing juga terlihat ingin menikmati kemegahan Candi Prambanan. Gerak wajah serta antusias untuk melihat dari dekat candi tersebut terlihat olehku. Pada hari ini agaknya wisatawan domestik atau lokal lebih mendominas dibanding dengan wisatawan asing.
Jarak gerbang menuju ke kaki Candi Prambanan sekitar 10-15 menit jalan santai. Kemegahan candi ini aku abadikand alam jepret-jepret sebagai karya oleh-oleh yang abadi. Candi yang menjulang tinggi di tengah udara yang agak mendung tidak membuat aku ingin segera meninggalkan lokasi ini. Sebaliknya aku ikut menaiki deretan anak tangga menuju ke bagian atas candi, hasilnya wonderful sebuah pemandangan alam yang indah. Ukiran candi yang dipahat ratusan masehi silam tak bisa ku mengerti. Alam Indonesia memang indah, walau tak di mengerti namun simbol-simbol yang tertuis di candi ini adalah bagian dari deretan candi kebanggaan Indonesia.
Keindahan Candi Prambanan menurut penulis terletak pada sisi bangunannya yang didirikan dengan artnya yang tinggi. Keindahan candi yang memiliki unsure hindu ini tertata dan dikelola dengan baik sehingga daya tarik untuk melihat Prambanan dari dekat adalah keinginan. Selain itu, kekokohan candi yang bertahan dari waktu ke waktu menandakan candi ini dirikan dengan era teknologi yang tinggi. Aku ingin menikmati bayang-bayang Candi Prambanan hingga matahari terbenam dan menyambutnya di kala matahari terbit. Namun its imposibel memasuki jam 3 sore aku pun beranjak meninggalkan Candi Prambanan.

Melintasi candi-candi yang terlupakan     
Berada di Candi Prambanan  bukan hanya menikmati candi megah ini saja, namun juga barisan candi lainnya yang beradad di bagian belakang Candi Prambanan. Namun untuk mencapai candi-candi ini membutuhkan tenaga estra dengan berjalan kaki atau menggunakan cara lainnya. Perjalanan untuk mencapai kompleks candi lainnya bisa menggunakan cara alternatif  yakni menggunakan jasa penyewaan sepeda yang disediakan oleh pihak penyedia wisata.
Aku dengan Yudi yang merasa ingin melihat kompleks selain Candi Prambanan pun memilih menggunakan jasa penyewaan ini untuk berkeliling di kompleks candi lainnya. Adapun candi-candi yang dapat ditemui adalah  seperti Candi Bubrah, Candi Sewu, dan candi lainnya yang memiliki jarak cukup jauh dari  candi utama. Dengan membayar 10.000 ribu per orang kita bisa menggunakan sepeda ini sekitar 180 menit atau 3 jam.  Mengelilingi sambil melakukan dokumentasi pun menjadi bukti dokumentasi, dimana akhirnya aku berada di candi tersebut.          

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...