Sudah menjadi kebiasaan lama kala menyelesaikan ujian di ahir semester maka jadwal yang akan dilalui adalah liburan yang akan menjadi kegiatan yang sangat dinanti dan dinikmati. Kepenatan yang terbebani dengan setumpuk tugas kuliah dan seabrek jam-jam kuliah yang harus dimasuki kini mahasiswa mencari rutinitas sendiri dalam mengisi liburanya. Waktu yang akan terasa lebih santai dengan datangnya musim liburan kemudian meninggalkan sejenak rutinitas akademik kampus yang kerap diangap sebagai hal yang menjemukan.
Maka berbicara masalah liburan mahasiswa dan bagaimana ia akan mengisinya pun akan beragam. Ada sekolompok mahasiswa yang memilih dengan pergi ke daerah dengan pengabdian masyarakatnya, ada yang liburan dengan rencana ke luar kota, namun ada juga malah menambah jam sibuk dengan aktivitas ekstra di luar kampus. Mungkin itulah sekelumit gaya liburan yang dilakukan mahasiswa sembari menunggu hari H untuk kuliah.
Banyaknya ragam yang dilakukan mahasiswa mungkin menjadi tanda bahwa inilah yang menjadi rutinitas terhadap dunia kampus yang penuh dengan tekanan tugas. Libuaran menjadi momentum dalam membebaskan ekspresi dalam mengisi waktu yang bebas namun tidak ada tekanan tugas.
Bagi penulis libuaran yang diallui setiap semesternya seharusnya menjadi ajang mandiri mahasiswa dalam melakukan aktivitas bermamfaat. Jika melihat secara global memasuki dunia kampus merupakan dunia yang beragam dan menyenangkan. Mahasiswa pun silakan memilih bagaimana ia akan mengabdikan ativitasnya.
Mahasiswa dengan ragam karakter yang dominan didalamya akan memberikan kebebasan bagaimana ia akan mengeluarkan ide dan ekespresi dalam mengisis liburanya.
Jika menilik bagaimana aktivitas yang dilalui mahasiswa aktivis yang lekat dengan mahasiswa organisasi pun akan lekat dengan aktivitas dalam menjadikan liburan dengan kegiatan bakti. Fungsi Control social dengan melaksanakan kegiatan yang memiliki tujuan bagi masyarakat umum, ini dilakukan tentunya sebagai pilihan bagi mahasiswa yang berdedikasi untuk menjadi aktivis tulen.
Namun ada juga Mahasiswa justru memilih planning dengan acara jalan-jalan ke luar daerah menghabiskan waktunya. Mungkin inilah mahasiswa yang memang menjadikan liburan sebagai musim untuk refresing dalam menghabiskan istirahatnya. Kepenatan di dalam masa kuliah (enam bulan_red) akan terbayar dengan istirahat sejenak ini.
Pilihan yang dihadapakan pada saat tanggal akdemik dengan studi tentu memberikan dampak yang berbeda bahkan ada kalanya menjadikan tugas itu hanya sebagai kesulitan terbesar dalam hidupnya. Maka hal wajar jika akan terbayarkan liburan dengan aksi yang penuh dengan liburan terlepas dengan tugas kampus.
Selayaknya memang menjadikan liburan seabgai waktu dalam mengerjakan hal yang diluar akademik. Banyak hal yang akan menjadi bahan tuk mengisi liburan, bukankah mahasiswa mempunyai berbagai kegiatan yang bisa untuk mengisi liburan. Mahasiswa bukanlah anak seragam abu-abu yang harus duduk diam dan mengerjakan hal yang mononton tuk mengiisi liburan.
Saat ini memang butuh menunjukan mahasiswa yang memiliki daya kreatif dalam menciptakan iklim liburan yang bermamfaat. Mahasiswa adalah mahluk yang bebas, tidak hanya cukup dengan kegiatan yang mononton, ia adalah manusia sejuta ide dalam menciptakan suasana baru. Ia adalah patokan dalam berdedikasi dalam karir hidupnya. Mahasiswa adalah ras yang tak pernah memudar walau zaman berganti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku
( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...
-
Judul : Kuli Kontrak Penulis : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Tebal : 107 Halaman Tahun Terbit : 1985 Kuli k...
-
Judul : Raden Fatah Penyuting : Daryanto Penerbit : Tiga Kelana Tebal : 470 Halaman Tahun terbit : 2009 ============================...
-
Judul : 41 warisan kebesaran gus dur Penulis : M.Hanif Dhakiri Penerbit : LKiS Tebal : 204 Halaman Tahun terbit : 2010 Sejara...
No comments:
Post a Comment