catatan perjalanan : Menggapai Puncak Merapi_ GUNUNG MERAPI SUMATERA BARAT

Berdiri bersama di puncak merapi..
dan melihat kebesaran-Mu Tuhan Seiring melihat sang surya tenggelam,..
 aku melihat lukisan Tuhan Menajubkan, indah, 
dan inilah alam Mu Alam yang menawarkan kedamaian di atas puncak gunung merapi.
 Prie Dn
Keindahan alam adalah keindahan yang diciptakan oleh Tuhan yang tidak bisa dimanipulasi. Penulis terkesima dengan menyaksikan panorama alam raya saat berada di atas puncak Gunung Merapi. Drama panjang perjalanan yang dilakukan oleh sembilan pendaki menujuh puncak Gunung Merapi, Padang Panjang Sabtu (29/6).
                                                                ***
Pendakian menujuh puncak Gunung Merapi adalah pendakian kedua yang penulis lakukan bersama teman-teman sejawat kampus. Jika sebelumnya, penulis berhasil berdiri di puncak Gunung Singgalang (4/1/2013) dan menatap jauh Gunung Merapi. Maka kini, kaki ini berdiri tegak menatap Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek di atas gunung setinggi 2.700 meter ini. Bagi sebagian besar teman-teman lainnya yang melakukan perjalanan ini pun mengatakan bahwa pendakian ini adalah pendakian yang pertama kalinya. Perjalanan ini masih dipimpin oleh Nanda Priono yang memang memiliki obsesi untuk melakukan banyak pendakian, bersama pendaki lainnya Arvan Septian, Rika Novita, Refta, Kiki, Febri Hayasman, Popy, Ridho, dan penulis sendiri. Para pendaki ini adalah mahasiswa yang terdaftar di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang (FIS UNP). Adapun nama dalam rombongan ini penulis subjektif menamakannya sebagai rombongan “Al Buruj” berarti sebuah bintang yang mencoba bersinar dari atas puncak.
Perjalanan ini diawali pemberangkatan melalui kota Padang menujuh Padang Panjang pada jam 06.30 WIB. Melalui sebuah angkutan umum sebuah mobil avansa yang disewa 25.000/ orang rombongan Al Buruj sampai di lokasi pada jam 08.00 WIB. Lokasi inilah oleh penulis sebut sebagai “markas” awal yakni di sebuah lokasi di puncak perumahan yang berdekatan dengan tower telekomunikasi Koto Baru-Padang Panjang. Setiap pendaki yang hendak melakukan pendakian melalui jalur Koto Baru singgah terlebih dahulu di “markas” ini guna memeriksa kembali perlengkapan. Selain itu, setiap pendaki juga melakukan pendaftaran rombongan melalui petugas dan membayar retribusi masuk. Pendaftaran ini bertujuan untuk melakukan pendataan terhadap setiap pendaki yang naik ke puncak Merapi. Selama dua jam, kami melakukan cek persiapan kembali termasuk sarapan pagi. Hal penting yang harus dilakukan sebelum mendaki adalah persiapan fisik. Setiap pendaki profesional maupun pemula harus dapat menakar fisiknya kembali sebelum pendakian. Oleh karena itu, dalam mendaki biasanya setiap rombongan akan membagi beban berat sesuai dengan kondisi fisik saat tersebut. Usai sarapan rombongan Al Buruj memeriksa perlengkapan fisik sebelum mendaki. Maka tepat jam 10.00 WIB dimulai dengan berdoa, rombongan Al Buruj mulai berjalan. Secara singkat, rute menujuh puncak ke Gunung Merapi relatif stabil dibanding menujuh ke Gunung Singgalang yang lembab. Namun antisipasi bagi para pendaki jika ke Merapi adalah kebutuhan air yang terbatas. Rute perjalanan yang dilalui oleh setiap pendaki memiliki cukup banyak tempat untuk istirahat namun minim dengan sumber mata air. Oleh karena itu, derigen air harus siap terisi. Hutan alam di kawasan Gunung Merapi masih terlihat asri. Status sebagai kawasan hutan lindung yang terlarang ini setidaknya memiliki berbagai cerita bagi penduduk sekitar maupun pendaki. Oleh karena itu, selain persiapan fisik para pendaki juga diharapkan mampu menjaga etika di alam liar ini. Pendakian menujuh Merapi memiliki rute jalan satu arah. Kemiringan dalam pendakian pun masih dapat dikatakan ringan pada fase awal, namun jika hendak mencapai puncak kemiringan akan berubah menjadi agak berat. Kelembapan udara yang dingin selama Al Buruj melakukan pendakian ini pun baru dirasakan ketika sampai di area cadas. Dalam perjalanan rombongan Al Buruj juga bertemu dengan banyak rombongan pendaki lain dari berbagai wilayah Sumatera Barat,bahkan dari Riau. Salah satu Rombongan tersebut adalah Lawo Adventure adalah salah satu rombongan yang memang kerap melakukan pendakian di berbagai gunung di Indonesia salah satunya Gunung Semeru di Pulau Jawa. Jam menunjukan waktu 16.30, rombongan Al Buruj tiba di cadas Gunung Merapi. Kelelahan rombongan terbayar lunas ketika menyaksikan gumpalan awan dari bebatuan cadas Gunung Merapi. Segera rombongan Al Buruj segera berbagi tugas dalam mendirikan tenda, mencari air, dan persiapan lainnya. Ketika hari beranjak sore, sebagian rombongan mulai mendaki cadas untuk mengabadikan sundset melalui foto maupun video. Hingga waktu berjalan menujuh malam rombongan Al Buruj mulai beristirahat.
Pagi yang mendung, hujam malam hari disertai dingin membuat sebagian rombongan harus menanggung dingin di cadas merapi. Usai sarapan ala kadarnya, rombongan Al Buruj mendaki puncak merapi menujuh puncak tertinggi di Gunung Merapi yakni puncak Merpati. Pemandangan di atas puncak inilah yang membuat penulis mengabadikan sebuah puisi keindahan merapi (paragraf atas). Menelusuri lereng puncak bersama puluhan pendaki lainnya. Rombongan Al Buruj pun segera mengabadikannya dalam moment foto dan video. Diatas puncak ini jua rombongan menikmati wisata alam yang terhampar indah. Hingga masuk waktu jam 09.00 WIB rombongan beranjak meninggalkan lokasi kawasan lereng dan puncak merpati menujuh Taman Bunga Eideilweis untuk berfoto di taman tersebut. Singkat kemudian, jam 11 rombongan telah berada kembali di tenda untuk makan siang dan mempersiapkan diri kembali ke Padang. Perjalanan panjang yang tidak cukup luas dalam mendeskripsikannya. Namun perjalanan ini memiliki kesan bagi setiap rombongan Al Buruj. “ Puas rasanya pendakian kali ini” ujar Nanda kala tiba kembali ke Padang. Dalam perjalanan ini, rombongan Al Buruj juga mencatat hal lain bahwa niat, tekad, dan obsesi para pendaki memang berbeda namun semuanya memiliki satu jalan yang sama yakni menikmati keindahan alam. Yaswardi salah satu rombongan lain asal Pekanbaru melakukan penanaman bibit pohon di beberapa tempat saat mendaki puncak merapi, “kami melakukan ini untuk pelestarian alam” ujarnya, Minggu (30/6) ketika kami bertemu sejenak di batas awal pendakian.

(BERSUJUD DI PUNCAK MERAPI)
Setiap orang memiliki obsesi dalam mendaki puncak merapi, selain hendak berkunjung ke taman bunga eddeilweist namun juga obsesi lain. Rika Novita adalah salah satu dari rombongan Al Buruj yang memiliki obsesi itu. Pendakian menujuh puncak merapi adalah perjalanan yang tidak mampu ia lukiskan dalam kata-kata. Baginya perjalanan inilah adalah sebuah perjalanan pertama yang memberikan kesan baginya. Selama ini mendaki hanyalah aktivitas yang tidak pernah ia temui. Namun ketika ia bergabung dalam rombongan untuk mendaki, ia dengan yakin sanggup untuk mencoba ketangguhan Gunung Merapi. Rika Novita adalah salah satu dari pendaki yang memiliki obsesi ketika berada di puncak. Ia mengatakan bahwa adalah beberapa hal yang hendak ia lakukan ketika berada di puncak. Singkat cerita tentang obsesi Rika, bahwa ia memang membuktikan sebagai pendaki awal yang tangguh. Semangat, tekad, dan obsesi pada diri perempuan asli Bukittinggi ini membuatnya terpacu untuk segera menggapai puncak merapi. Ketika rombongan tiba di cadas 16.30 wib, Rika tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendaki ke arah puncak namun waktu yang terlanjur gelap hanya membuatnya bisa berjalan beberapa ratus meter. Keesokan hari kembali Rika bersama rombongan Al Buruj mendaki ke arah puncak, dan akhirnya Rika memenuhi obsesinya untuk melakukan “hal” di Merapi ini. Hal pertama yang ia lakukan adalah bersujud dalam ibadah salat Dhuhanya di puncak merapi. Sebuah obsesi yang tidak terlintas oleh banyak kalangan. Baginya ini adalah sebuah target yang harus ia lakukan. Usai Salat Dhuha, Rika kembali memenuhi obsesi lainnya yakni mengukir nama dirinya di sebuah batu di atas puncak gunung tersebut. Kesulitan dengan alat tulis yang tidak ia bawa lantas oleh penulis bantu dengan menggunakan sebuah batu yang dihentakan ke batu tersebut sehingga menimbulkan goresan yang menggambarkan nama. Sebuah obsesi yang terkadang penting juga untuk ditiru.

8 comments:

  1. Mau tanya pak
    Kalo tanggal 18 bulan ini pendakian k merapi d buka gak
    Trimakasih sblumnya

    ReplyDelete
  2. kemeja out door: trims tk kunjungannya....

    ReplyDelete
  3. rahimi: pendakian mrapi biasnya tetap buka.maaf tlt bls...

    ReplyDelete
  4. saya mau tanya kalau lagi weekend biasanya jalur pendakian ramai nggak ya?
    rencananya tanggal 26 ini mau naik

    ReplyDelete
  5. ralat dikit pak, gunung marapi ketinggian'a 2.891 bkan 2.700 :) :), tapi ngomng2 keren foto2'a pak :D :D

    ReplyDelete

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...