Misi Ungkap Negara Ke Lima
Judul : Negara Ke Lima
Penulis : Es Ito
Penerbit : PT.Serambi Ilmu Semesta
Tebal : 524 Halaman
Tahun terbit : Cetakan I Oktober
Sebuah persembahan cerita fiksi yang berbalut sejarah fakta dan fiksi yang imajinatif mengajak pembaca untuk berpetualang. Rentetan petualangan mencari sebuah legenda yang telah mati belasan ribuan tahun yang lalu. Perjalanan yang dimulai dengan sebuah terror yang dilakukan oleh kelompok pemuda revolusi. Misteri demi misteri yang dibuka melalui cerita sejarah mengantarkan pembaca untuk menikmati per bab bagian buku ini. Buku yang menarik untuk dibaca serta memaknai berbagai emosi yang keluar, bahkan bisa dijadikan sebuah pesan bagi para pembaca.
Petualangan ini dimulai dengan teror yang dilakukan oleh kelompok yang menamai diri sebagai Kelompok Patrotik Radikal (KEPARAD). Kelompok yang telah mengacaukan jaringan modernisasi di beberapa kota-kota Indonesia. Melalui para hacker yang bergabung dalam kelompok ini pun mengacau jaringan data bagian pemeriksaan kepolisian. Perusakan yang dilakukan mereka adalah untuk menyebarkan propaganda dengan melalui slogan membangkitkan negara ke lima. Sebuah negara yang dimulai sebagai sebuah kekecewaan para generasi muda dengan kondisi Indonesia yang kian muram dengan kondisi internalnya. Kasus yang ditangani oleh bagian densus anti teroris Riantono dan Melvin kelak membawa seorang peneliti sejarah kuno Prof.Dr Budi Sasmito sebagai patner yang bertopeng.
Penelusuran kelompok ini lantas membawa pada kasus lain. Kasus yang datang kala terjadi pembunuhan berantai yang menimpah anak pimpinan densus, Lidya yang terbunuh secara misterius dengan tanda piramid pada bagian tubuhnya. Tidak hanya Lidya, pembunuhan berantai ini juga menimpah teman-teman Lidya lainnya, Mauren dan Ovi . Mereka tewas dengan misteri namun dengan mati dengan cara yang sama. Maka dari kasus inilah mengundang perhatian seorang polisi bagai kriminal Rudi beserta Timur Mangunkoto untuk ikut. Namun sayangnya, kasus malah menjadi lilitan benang yang kusut kala terjadi terbunuhnya Rudi . Maka kasus ini hanya meninggalkan Timur seorang diri yang terjebak dalam petualangan ini. Imajinasi konflik lantas mengarahkan pembaca untuk menjadikan Timur sebagai otak dalam kasus ini. Namun secara tiba-tiba Timur ditolong oleh Genta yang tidak lain anggoota Keprad yang menyamar.
Novel negera ke lima ini memang sarat dengan penjelasan sejarah. Pembaca memang diajak utuk berwisata sejarah dalam membaca buku ini. ES Ito mengajak pembaca untuk mengenang kembali sebuaah fakta sejarah yang terlupa yakni keberadaan atlantis. Maka melalui penokohan KeParaD, Ito mengajak pembaca untuk mempercayai fakta konroversial mengenai daratan ideal Plato bernama atlantis yang terletak di nusantara. maka dari sebuah legenda ini jualah para pemuda yang memiliki posisi sebagai penjemput sebagai bagain hirarki negara ke lima mencoba membangkitkan sebuah keinginan yang utopia.
Petualangan hingga ke negeri minang membawa para penjemput melaksanakan tugasnya masing-masing. Dimana tujuan ahir petualangan ini adalah menyatunya lempengan dengan serat ilmu sebagai kekuatan yang memiliki nilai magis di masa lalu. Peradaban lama bernama indonesia akan digantikan dengan nusantara. Sebuah negara replika seperti negara pertama yang memang memiliki struktur serta kondisi sosial yang bagus. Namun sayangnya, Ito tidak gamblang menjelaskan seperti apa bentuk pemerintahan yang akan dibangun dalam negara ke lima. Selain dari itu, jejang hirarki semakin tidak memusatkan fokus pemerintahan negara ke lima. Hal ini lah menjadi sebuah kerancuan yang bisa diukur oleh logika bahwa perlukah adanya negara ke lima?.
Penelitian era lampau serta esplanasi sejarah yang mencoba di dudukan oleh Ito memang merupakan bagain dari sejarah bangsa yang memiliki sumber dalam penjelasannya. Penulis menempatkan tokoh-tokoh utama serta pendorong dalam memecahkan misteri atlantis melalui beberapa karakter. Pertama, Prof.Dr Sunanto Arifin yang memang percaya akan negara ke lima sebagai bentuk pergantian nama Indonesia. Kedua, Prof.Dr Duani Abdullah sebagai tokoh kontra akan negara ke lima, ia memilih enggan akan hayalan utopis tersebut walau ahirnya ia terjun dalam membuka tabir misteri ini. Terahir, Prof.Dr Budi Sasmito peneliti yang memang mencarikeuntungan individu dalam memecahkan kasus ini. Penokohan diatas lah yang saling merangkai dalam memecahkan misteri negara ke lima.
Buku ini memang memiliki banyak pesan kepada pembaca. Dimana pemaparan masalah-masalah saat ini ditambah dengan sebuah prilaku yang hidup ditengah-tengah masyarakat. Ito memang banyak menggambarkan kondisi internal bangsa Indonesia yang rusak akibat sistem birokrasi yang bobrok sebagai warisan colonial. Kekuasaan sentralistik memang hanya menguntungkan sebagai kecil golongan dan hanya memberikan sebuah stigma kemajuan pada kawasan tertentu. Jenjang stratifikasi tersebutlah yang membuat orang lari dan muak melihat Indonesia. Ahirnya masuk ke dalam gerakan-gerakan sempalan rahasia dengan misi utopis menjadi media dalam membalas kekecewaannya.
Sebuah karya yang bagus untuk dibaca kalangan akademik maupun umum. Dimana pembaca akan ditambahkan banyak pengetahun sejarah serta pemhaman melalui pesan yang disampaikan dalam novel ini. Bahkan ahir cerita memang tidak menyajika kisah secara sempurna, namun setidaknya ada pesan serta harapan yang dibangun sebagai kekuatan, yakni apakah nanti akan ada negara ke lima ditengah bangsa yang sedang sakit ini? tentunya pembacalah yang akan menjawabnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku
( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...
-
Judul : Kuli Kontrak Penulis : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Tebal : 107 Halaman Tahun Terbit : 1985 Kuli k...
-
Judul : Raden Fatah Penyuting : Daryanto Penerbit : Tiga Kelana Tebal : 470 Halaman Tahun terbit : 2009 ============================...
-
Judul : 41 warisan kebesaran gus dur Penulis : M.Hanif Dhakiri Penerbit : LKiS Tebal : 204 Halaman Tahun terbit : 2010 Sejara...
No comments:
Post a Comment