On Time

Bangsa ini bermasalah dengan waktu. Namun waktu yang dipermasalahkan bukanlah sebuah waktu yang sempit, atau waktu yang padat. Sebaliknya malah waktu yang tidak tepat. Banyak sudah penilaian orang lain dalam menilai sisi waktu yang dimiliki oleh bangsa ini, waktu di Indonesia lebih lambat dari jam yang seharusnya. Maksudnya kala berjanji untuk bertemu jam 7 bisa panjang lagi waktunya hingga jam 8 atau malah jam 9. Hal ini belum lagi dengan rapat, atau pekerjaan lainnya yang menimbang waktu sebagai awal pekerjaan. Memang perihal waktu adalah hal basi yang dibicarakan, tapi toh solusi dalam menangani waktu cenderung lambat dan malah tidak berhasil.
Sebuah prioritas yang besar dalam kondisi saat ini yang menekankan sebuah waktu dalam intensitas pekerjaan, Waktu adalah jarum yang menunjukan kompetensi di mata orang lain. Jika berbicara siapa mnausia yang tidak terlambat tentu semua sepakat bahwa manusia pernah telat, namun pertanyaan apakah sebuah keterlambatan akan menjadi sebuah kebiasaan saja atau hanya sebuah fenomena kebetulan. Dalam berbagai ulasan di media cetak maupun eletronik memberitakan pejabat yang mangkir dari tugasnya atau malah bolos dalam menjalankan tugas, hingga terlambat yang seolah menjadi hal yang biasa.
Menurut M.Soeparno dalam bukunya yang berjudul “Revolusi Karakter Bangsa “ mengatakan bahwa bangsa Indonesia memang saat ini terperosok dalam sebuah kebudayaan yang buruk, salah satunya korupsi dan waktu. Akibatnya keinginan dalam menciptakan bangsa yang memiliki SDM berkualitas akan terhambat. Dalam bukunya ia juga menambahkan bahwa walau bangsa ini penuh dengan penyakit tersebut bukan berarti tidak bisa diubah. Bukankah sebuah penyakit seperti korupsi telah menjadi sebuah kebudayaan yang buruk. Maka Perlu adanya perubahan dalam mengatur sebuah itu dengan melakukan dinamikan perubahan kebuadayaan dari korupsi menjadi anti korupsi, dari tidak tepat waktu menjadi On Time. Bukankah sebuah kebuadayaan akan berputar dan terus berubah.
Memulai drai hal yang terkecil adalah hakikat dalam melakukan sebuah perubahan, salah satunya dalam memahami waktu dan memamfaatkannya. Abad saat ini adalah persaingan seperti lomba lari, dimana dalam lomba tersebut dikikuti dengan garis start yang sama kemudian beralari, dan siapa yang tercepat maka dia yang menjadi pemenang. Sedangkan bagi yang hanya diam, atau lambat maka akan kalah dalam lomba tersebut.
Menjaga sebuah waktu adalah bentuk keprcayaan orang lain. Bukankah dalam melihat karakter orang lain dapat dilakukan dengan berbagai hal termasuk mengukur waktu dalam kesehariannya. Berbeda antara oaring yang terlambat dan kerap terlambat. Kebiasaan dan kebetulan meruapakan dua hal yang berbeda dan bisa diubah. Maka jangan hanya perkataan dalam membauat sebuah perubahan namun juga dengan sebuah tindakan yang perlahan atau cepat. Jika hal itu berhasil maka akan menjadikan waktu saat ini memang memiliki daya guna yang akan mencitrakan pribadi baik secara pribadi maupun secara umum kepada orang lain, bahwa kami mampu membuat sebuah perubahan nantinya.

2 comments:

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...