Catatan Perjalanan : Sudut Lain Kelimutu di Tanah Flores

Pernah ke Kelimutu? Setidaknya pertanyaan ini harus terjawab ketika kaki anda berada di tanah flores. Dalam penulisan singkat ini, penulis telah menuliskan perjalanan menujuh Kelimutu dalam tulisan di blog….sebelumnya. Maka dalam tulisan ini penulis sengaja mengambil sudut lain yang terdapat dalam keindahan danau tiga warna ini. Kelimutu adalah kebanggaan alam yang dibanggakan oleh masyarakat flores pada umumnya. Namun kebanggaan tersebut tidak hanya dalam keindahan alamnya, kearifan lokal yang masih hidup dalam kawasan Kelimutu tersebut menjadi daya tarik tersendiri dari si Danau Kelimutu ini. Sebagai sebuah keindahan alam, Kelimutu tetaplah sebuah gunung setinggi 1643 mdpl. Sebuah bagian dari alam yang memiliki kawah layaknya gunung lainnya. Namun Kelimutu yang menjulang tinggi layaknya gunung mampu mengubah wajahnya dari kawah menjadi genangan-genangan yang memiliki tiga warna, yakni hijau tua, hijau muda dan hitam, atau warna ini dapat juga dikenal dengan nama Tiwu Ata Polo, Tiwu Nua Muri Ko’ofai,dan Tiwu Ata Mbopu . Namun warna ini akan berubah seiring perubahan cuaca atau sesuatu yang lain. Salah satunya danau ini akan berubah menjadi merah yang berarti bahwa akan adanya bencana alam dari Kelimutu. Keterangan akan hal ini dapat dijumpai oleh wisatawan-wisatawan berkunjung ke Kelimutu melalui berbagai tulisan-tulisan yang menerangkan profil Kelimutu ini.
Kearifan lokal yang hidup di Kelimutu yakni efek magis terkadang sulit dipercaya oleh akan sehat (rasional). Namun, inilah kebudayaan lokal yang hidup untuk menambah destinasi wisata. Hal ini tentunya menjadi bumbu dalam menikmati wisata di Kelimutu. Kepercayaan lokal yang masih hidup menjadi pengetahuan yang baru bagi pengunjung untuk mengenal sosok Kelimutu tersebut. Salah satu Kepercayaan yang tertulis yakni kepercaaan bahwa puncak Kelimutu adalah tempat kembalinya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dunia atau maE. Kelimutu merupakan tempat bersemayam nya jiwa-jiwa orang-orang yang tidak lagi melihat dunia dengan jasadnya. Jiwa manusia yang telah mneinggal menghadap konde ratu sebagai penjaga danau Kelimutu
Secara subjektif penulis melihat bahwa kearifan lokal yang hidup di berbagai tempat di Indonesia merupakan sebuah legitimasi lokal dalam menjaga alam tersebut. Sama halnya dengan Kelimutu yang merupakan ikon wisata utama tanah flores yang bertaraf international. Ketika memulai perjalanan menujuh ke puncak ini, pengunjung tidak selalu akan dimanjakan dengan puncak yang memiliki tiga warna air di tiga danau berbeda namun juga keindahan alam yang tersusun secara alami. Pepohonan yang hijau dan lebat, binatang seperti monyet yang masih bebas berkeliaran, hingga iklim udara yang sejuk. Keindahan ini lantas ditambah dengan info-info yang tertulis tentang sekitar kawasan Kelimutu. Meliputi jenis pepohonan, tumbuhan, serta kondisi sejarah Kelimutu. Setidaknya di kawasan hutan Kelimutu seluas 4,5 Ha ini terdapat 347 jenis berbagai tanaman yang hidup serta dileastarikan di kawasan ini oleh pemerintah setempat.
Sudut lain dari Kelimutu tentu hanya perbedaan dalam kacamata pandangan yang berbeda. Namun satu simpulan yang sama bahwa wisata alam di Kelimutu adalah wisata pertama dan utama yang berada di kawasan tanah flores-nusa tenggara timur ini. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak wisatawan asing yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kelimutu ini. Keindahan alam yang terpotret dalam bingkai kamera adalah bingkai keindahan yang terwakili. Dan kepuasan yang terasa adalah ketika badan dan mata mampu menatap tanpa perantara keindahan Kelimutu ini.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...