Cerita Perjalanan : Kilauan Tiga Warna di Puncak Kelimutu

Tidak sah rasanya jika telah sampai di Ende, namun tidak pesiar di Kelimutu… Someone
Begitu harapnya jika orang luar yang telah sampai di tanah Flores atau Ende harus sampai ke Kelimutu. Jika melihat dalam tanda di peta, pasti orang kebanyakan akan menyangkah bahwa Kelimutu adalah sebuah gunung. Dimana orang yang akan ke sana harus menggunakan peralatan yang biasa digunakan oleh pendaki alam pada umumnya. Namun Kelimutu yang tingginya sekitar… Mdpl rupanya tidak seekstrem itu. Kelimutu tetaplah sebuah gunung, namun gunung yang memiliki danau tiga warna. Dan, hanya di Kelimutulah dalam ukuran dunia yang memiliki tiga kawah yang menjadi danau. Sedangkan untuk menempuhnya pun dilalaui dengan mengendarai kendaraan bermotor untuk mencapai separuh ketinggian Kelimutu ini. Tulisan ini adalah sebuah cerita perjalanan yang penulis lakukan bersama rekan guru muda SM-3T di Danau Kelimutu, November 2013. Perjalanan menujuh Kelimutu memang masih terdengar asing bagi rekan-rekan guru SM-3T yang berasal di pulau jawa dan sumatera ini. Keindahan Kelimutu hanya terdengar dari bisik-bisik yang tidak bisa dibayangkan dalam imajinasi tentang sebuah danau yang memiliki tiga warna yang berbeda. Akhirnya pada hari minggu yang memang tidak memiliki beban mengajar (libur_red) rekan-rekan guru muda SM-3T yakni pri, rafida, lisam nurul, dan riri yang berasal dari kecamatan Maurole mengadakan perjalanan menujuh ke Kelimutu. Persiapan fisik diharapkan dalam kondisi yang stabil, hal ini karena perjalanan untuk mencapai Kelimutu dilakukan dengan mengendarai sepeda motor.
***
Jam menunjukan pukul 06.30 wita, semua personil yang akan karya wisata ke Kelimutu telah stand by. Setidaknya untuk perjalanan pertama ke Kelimutu ini penulis tidak hanya pergi dengan rekan-rekan guru SM-3T saja, namun juga mengikutsertakan dua siswa yang pernah pengalaman pergi ke Kelimutu dan seorang mahasiswa yang kebetulan tertarik untuk pesiar ke danau tiga warna ini. Memang telah direncakan dari awal untuk perjalanan ini dilakukan sejak pagi, hal ini mengingat perjalanan menujuh Kelimutu dari kecamatan maurole membutuhkan waktu sekitar 3jam. Rute yang akan ditempuh adalah Maurole-Wewaria-Detusoko-Moni-Kelimutu. Perlengakapan di cek ulang berupa kendaraan, Jaket SM-3T yang juga menjadi pelengkap yang tidak dilupakan untuk pengambilan dokumentasi beserta beberapa makanan ringan. Dalam perjalanan yang telah dirutekan diatas, setidaknya rekan-rekan guru muda SM-3T akan melewati beberapa pemandangan alam yang sangat indah, deretan pantai yang nampak berwana biru, gurun sabana, hingga perbukitan yang memberikan hawa sejuk.
Jam menunjukan jam sembilan, ketika motor yang dikendarai berada di pintu gerbang Kelimutu. Dengan membayar uang masuk 2500 rupiah per orang lantas kami memasuki kawasan hutan Kelimutu. Udara yang dingin, hutan yang hijau, serta jalan yang menanjak dan menikung setidaknya menjadi pemandangan selama 30 menit hingga dibatas pemberhentian motor. Kelimutu memang wisata yang mampu memancing perhatian wisatawan dunia. Beberapa kali penulis berpapasan dengan turis luar negeri yang rasanya sengaja datang berkunjung ke danau yang satu-satunya di dunia yang memiliki tiga warna danau dalam satu kawasan Kelimutu. Setelah memakirkan kendaraan, penulis dan rekan-rekan guru SM-3T melanjutkan perjalanan menujuh ke puncak Kelimutu dengan berjalan kaki. Sekali lagi, perjalanan mencapai puncak tidak seekstrem sebagaimana yang bayangkan ketika mendaki gunung. Sebaliknya perjalanan untuk mencapai puncak memang telah di fasilitasi oleh pemerintah setempat dengan cara pembagian jalur untuk masuk dan keluar yang tersistematis serta adanya alat pegangan besi untuk dipegang ketika kaki mulai kelelahan. Untuk mencapai puncak membutuhkan waktu sekitar 30 menit namun 30 menit ini akhirnya molor juga karena dalam beberapa pemberhentian aksi dokumentasi melalui foto-foto kerap dilakukan. Alhasil perjalanan 30 menit menjadi satu jam lebih
*** Dalam bantuan papan petunjuk dan jenjang tangga yang simetris akhirnya penulis dan rekan-rekan guru SM-3T berada di satu danau Kelimutu yang berwarna hijau. Keindahan pesona danau ini begitu eksotis dan menawan. Keindahan yang masih dibalut dengan kearifan lokal melalui acara adat serta cerita legenda setidaknya menambah image Kelimutu menjadi wah bagi banyak kalangan. Kedatangan penulis ke Kelimutu ini memang tidak hanya dimiliki diri sendiri namun banyak orang. Selain rekan-rekan guru muda SM-3T yang berasal dari kecamatan maurole, penulis juga sempat berkenalan rekan-rekan guru muda SM-3T dari berbagai daerah asal yakni kalimantan, semarang, yogyakarta, hingga padang. Rupanya Kelimutu menjadi tempat yang memiliki destinasi yang menggoda. Puncak Kelimutu akhirnya penulis capai ketika jarum jam menunjuk pukul 11.00 wita. Pegunungan di skeitar terlihat tenang dengan warna hijau yang membiru. Di puncak ini moment mengabdikan dalam bentuk foto ramai dilakukan. Ketika melihat ke sekitar lagi, maka akan ditemukan dua danau yang hampir sama besarnya namun memiliki warna yang berbeda yakni warna hitam dan hijau muda. Inilah keindahan alam itu, yang dikagumi dan dielukan oleh banyak orang tentang Kelimutu. Tentu saja, dengan banyaknya pengunjung yang sengaja singgah ke Kelimutu akan merasakan keindahan alam yang Tuhan ciptakan ini.
Kawasan puncak Kelimutu ini memang telah disediakan sebagai kawasan yang wisata yang menarik. Pembngunan terhadapfasilitas umum di lokasi puncak ini setidaknya menjadi tanda adanya kepedulian pemerinta setempat dalam mengolah lokasi alam yang menjadi pilihan sebagai ikon atau sebagai maskot dalam dunia pariwisata Indonesia di mata dunia. Namun untuk menunjukan bahwa wisata Kelimutu adalah bagian dari wisata yang menarik maka seharusnya pemerintah setempat mampu mendobrak pengunjung dengan melakukan berbagai acara. Event merupakan daya tarik yang akan mengundang decak kagum dari pariwisata, begitulah komentar dari seorang turis asal perancis ketika ia berada di puncak Kelimutu namun minim dengan acara tertentu. Waktu kini beranjak siang, tidak terasa lebih dari dua jam penulis berada di Kelimutu. Menatap si danau tiga warna ini memang sangat mengesankan. Tidak cukuplah rasanya sehari untuk berada di Kelimutu ini. Namun perjalanan kali ini memang membuahkan hasil yang menarik ketika bisik-bisik tentang Kelimutu akhirnya terjawab dengan melihat keindahan Kelimutu secara langsung. Maka bagaimana cara mengekspresikan Kelimutu ini memang kembali kepada masing-masing individu. Secara pribadi penulis mengesankan bahwa alam Indonesia adalah alam yang luas. Rasa cinta tanah air seolah menggebu dalam sanubari, dan peran sebagai seorang guru tentu akan memberikan efek dalam mengajarkan melalui pendidikan untuk mengolah hasil alam dan keindahan alam dengan kearifan yang baik bagi semua orang dan alam.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...