Resensi Buku : Petualangan D’Artagnan dan Trio Musketri

Judul : TRIO MUSKETRI Penulis : Alexander Dumas Penerbit : Serambi Tebal : 535 Halaman Tahun Terbit : 2010 ****************************************************************************************************** “Hanya ada dua orang yang bisa kamu percayai yakni raja dan kardinal” sebuah pesan yang disampaikan oleh sang ayah kepada anaknya D’Artagnan ketika hendak menujuh ke Paris untuk mengabdikan diri sebagai seorang muskteri. D’Artagnan adalah sebuah pemuda belia asal Gascon mencoba menjalani hidup dengan menjadi seorang muskteri, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Monsieur De Treville. Dengan membawa bekal berupa kuda, uang 4 crown dan pesan khusus sang ayah untuk Monsieur De Treville yang berisi untuk menerima D’Artagnan anaknya untuk menjadi seorang pengawal kerajaan maka sang petualang memulai perjalanannya. Perjalanan inilah yang menjadi awal pembuka petualangan D’Artagnan menjadi seorang musketri. Buku ini menggunakan setting pada masa pemerintahan kerajaan di perancis, dimana kekuasaan yang memerintah adalah pemerintahan absolut raja Louis XIII. Alexander Dumas membawa pembaca untuk mengenal kondisi pada saat itu melalui konflik yang ditulisnya. Dimana raja Louis XIII dalam kekuasaanya membentuk dua pengawal dalam kerajaan tersebut yakni kardinal dan musketri, keduanya saling berebut pengaruh dalam menjadi yang terbaik dihadapan sang raja. Dalam kondisi seperti ini lantas muncul sebuah konspirasi untuk saling melawan antar pengawal raja bahkan ratu. D’Artagnan adalah seorang pemuda yang tangguh dan polos namun menjunjung harga diri sebagai seorang laki-laki. Maka perjalanan D’Artagnan dalam buku ini banyak dituliskan sikap heroic D’Artagnan sehingga kera memicu perkelahian. Namun dari aksinya ini pula ia menemukan tiga sekawan kebanggan musketri yakni Arthos, porthos, dan aramis, ketiganya adalah kesatria yang akan menemani D’Artagnan dalam melakukan petualangan-petualangan melawan kejahatan konspirasi. Namun sebagai sosok yang kesatria D’Artagnan juga adalah lelaki yang mudah untuk jatuh cinta. Persoalan cinta inilah yang menjatuhkan D’Artagnan dalam pelukan wanita baik dan jahat. Petualangan D’Artagnan bersama tiga sekawan lainnya sebenarnya untuk meredam konflik antara raja dan ratu yang terlihat tidak sepakat. Dimana ratu yakni anne Austria hendak merencanakan adanya pemberontakan untuk merongrong kekuasaan raja yang absolute. Sang ratu bersama duke yang memiliki jaringan informasi kepada kerajaan inggris. Namun konspirasi ini bertambah pelik ketika pihak cardinal juga merencanakan sesuatu yang jahat yakni adu domba. D’Artagnan mulai masuk kepada konflik ketika dirinya bertemu dengan tangan kanan ratu bernama madam bonacieux yang membuat D’Artagnan jatuh cinta kepadanya. Waktu yang berlanjut, ahirnya D’Artagnan menjadi orang kepercayaan ratu dalam menyamaikan surat kepada duke di inggris. Bersama tiga sekawan, mereka pun berangkat menujuh inggris melalui pelabuhan. Namun sayangnya, dalam perjalanan ini keempat kesatria ini dihantam dengan berbagai konflik yang harus meninggalkan satu per satu dan ahirnya tinggal D’Artagnan sendiri. Keberhasilan D’Artagnan dalam membawa surat ini lantas menjadi bukti cintanya kepada Madamme Bonacieux dengan hadiah sebuah cincin. Konspirasi mulai muncul untuk menghentikan D’Artagnan ketika Madamme Bonacieux diculik oleh orang tidak dikenal. Sementara itu, D’Artagnan yang sedang kehilangan sang kekasih kembali jatuh cinta kepada Lady De Winter atau Milady. Namun cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan ini membuat D’Artagnan untuk terus mengejarnya sampai ahirnya ia tahu bahwa milady adalah sosok wanita yang jahat dan ia telah melakukan banyak konspirasi melawan musuh-musuhnya. Dimana sosok milady lah yang menjadi actor dalam rencana pembunuhan D’Artagnan, Madamme Bonacieux, Duke, bahkan terhadap saudara iparnya sendiri. Buku ini bagus dibaca oleh semua kalangan, bahasa terjemahan yang ringan namun sulit ketika membaca nama-nama tokoh yang bergaya Perancis dan Inggris. Buku laris di masa awal penerbitan, dimana buku ini mulai diterbitkan di eropa dan mendapat sambutan hangat.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...