Resensi Buku : Sjam Aktor PKI yang Oputunis

Judul : The Misink Link G 30 s (misteri Sjam Kamaruzzaman) dan biro chusus PKI Penulis : Agung Dwi Hartanto Penerbit : Yogyakarta Tebal : 120 Halaman TAHUN TERBIT : 2011 ******************************************************************************************************** Buku ini menceritakan tentang peran Sjam dalam organisasi masa besar PKI, dimana dalam roda organisasi PKI ini memang menjadi partai komunis yang besar di Asia Tenggara. Namun dalam jalan organsasi ini tiba-tiba terhenti karena pristiwa besar yakni G 30 S. gerakan yang dilakukan oleh PKI ini dinilai tidak hanya dilakukan oleh PKI sendiri namun juga dalang atau big bos yang lain. Namun misteri ini masih tertutup untuk mencari kebenaran tentang pristiwa G 30 S. Agung Dwi Hartanto mencoba menawarkan tokoh baru dalam dunia PKI yang dinilainya sebagai sosok portunis dalam tubuh pki yakni Sjam Kamaruzzaman. Nama Sjam Kamaruzzaman adalah seorang agen intelijen BC PKI dalam menyebarkan dokrin PKI ke dalam angkatan militer Indonesia. Kemampuan Sjam Kamaruzzaman yang digambarkan buku setebal 120 halaman ini memang tidak merekam secara detail bagaimana sosok Sjam Kamaruzzaman dalam melakukan lobi-lobi terhadap calon-calon perwira militer. Namun setidaknya dalam buku yang sederhana ini sukses dalam memperkenalkan sosok Sjam Kamaruzzaman ke hadapan pembaca. Penulis dengan menggunakan bahasa yang ringan serta komunikatif menjadikan buku ini mudah dipahami dengan istilah yang kurang sulit. Namun sayangnya uji kritis dalam buku ini masih kurang tajam, dimana penulis mencoba menggunakan daya dugaan dalam menebak sosok sosok Sjam Kamaruzzaman dan perannya. Memperkenalkan sosok Sjam Kamaruzzaman yang dilahirkan di Jawa Timur tahun 1924, latar belakang keluarga yang berasal dari kalangan pedagang arab tidak membuatnya menjadi seorang pedagang melainkan masuk ke dalam militer. Tentu saja, hal ini disebabkan karena kondisi zaman yang membutuhkan pejuang untuk membawa Indonesia merdeka. Melalui karir militer Sjam Kamaruzzaman bertemu dengan para perwira militer yang kelak menjadi teman dan lawan perjuangan seperti Seoharto, Untung, Abdul Latif, kemudian melangkahkan kaki menujuh partai komunis Indonesia PKI pimpinan D.N Aidit. Simpulan dalam membaca buku ini adalah apakah sosok Sjam Kamaruzzaman penting atau tidak dalam tubuh PKI, sebelum dan sesudah G 30 s? menjawab hal ini maka jawabannya adalah penting karena beberapa point yakni, pertama, posisi Sjam Kamaruzzaman sejak masuk PKI atas bujukan Aidit menjadi seorang yang mampu menjalankan tugas sebagai seorang intelejen rahasia dalam merekrtut para tentara dari angkatan darat, laut, udara, hasilnya ia berhasil mendapatkan 700 tentara dari 12 provinsi. Tentu saja hal ini akibat upaya dari Sjam Kamaruzzaman dalam melakukan provokasinya melalui BC PKI. Kedua, Sjam Kamaruzzaman dinilai mampu dalam mengatur hubungan antara pihak militer dan partai sehingga komunikasi antar mereka berjalan lancar. Menjelang G 30 S, Sjam Kamaruzzaman bersama Aidit mencoba mengkoordinasikan para tentara yang pro PKI untuk disiagakan menjelang hari H. Walaupun ahirnya gerakan itu dinilai sebagai pemberontakan yang mengalami kegagalan. Buku ini menjelaskan peranan yang dilakukan oleh Sjam Kamaruzzaman tidak hanya dalam runag lingkup PKI namun lebih dari itu. Penulis mencoba menganalisis kegagalan gerakan 30 september dengan peranan Sjam Kamaruzzaman selaku dalam menyusun gerakan ini. Dimana rencana awal dari gerakan PKI adalah menangkap para jenderal yang akan melawan kekuasaan Seokarno pada tanggal 5 Oktober namun ditengah rencana terjadi perubahan karenan dukungan militer untuk membantu PKI tidak kunjung dating. Sebaliknya jenderal yang ditangkap sebagian tewas karena perlawanan. Maka menghadapi hal ini lantas Untung selaku panglima militer dan Sjam Kamaruzzaman tetap melakukan gerakan ini. Gerakan 30 September yang dinilai gagal menurut penulis bisa jadi sengaja dilakukan Sjam Kamaruzzaman yang merupakan agen mata-mata Seoharto dan CIA karena situasi Indonesia saat itu memang berada dalam kekuatan dominan PKI selaku pemenang pemilu dengan jumlah masa yang besar. Namun dugaan tetap dugaan pelu adanya penelitian lebih lanjut.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...