Perjalanan : Keboen Teh Kajoe Aro

Pergilah ke kerinci, dan singgahlah.. nggggggggg………………………………………… Suara alarm yang lebih dikenal bengong menggetarkan suasana alam pagi jam 4. Mungkin bagi orang yang singgah ke Kayu Aro akan heran dengan bunyi alarm yang berasal dari sebuah perkebunan teh ini. Namun bagi orang kebanyakan yang mayoritas penduduk Kayu Aro tentu tidak heran. Bunyi suara bengong ini adalah sebuah pertanda bahwa hari menunjukan jam pagi dan pergantian sift kerja. Setidaknya suara bengong berbunyi lantang sebanyak tujuh kali setaip harinya, yakni jam 04.00, 06.45, 07.00, 12.00, 13.45, 14.00 dan 20.00. Sistem ini memang bagian dari warisan tempo doloe bahwa alarm berbunyi dengan sebuah pertanda bagi buruh. Sebuah refleksi sejarah yang masih temukan sampai saat ini. Keboen Teh Kajoe Aro atau yang kini dikenal dengan PTP VI dibangun pada tahun 1929 oleh maskapai perusahaan Belanda bernama NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam) perkebunan teh yang masih aktif berproduksi ini setidaknya masih mampu menghasilkan kualitas teh yang terbaik. Bahkan oleh majalah nasional Tempo menilai bahwa perkebunan ini menjadi perkebunn tua yang memiliki potensi yang diakui hingga ke luar negeri sebagai daerah pasaran yakni Jepang, Belanda dan negara lain.
Perkebunan teh yang dibuka ini menjadi sebuah respon sejak dikeluarkan kebijakan UU Agraria tahun 1870. Dimana dengan aturan ini, pemerintah kolonial Belanda membuka kesempatan bagi pihak swasta (pengusaha ) untuk melakukan investasi di daerah luar jawa maupun dalam pulau jawa. Alhasil salah satu investasi tersebut dilakukan di wilayah perkebunan yang terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Luas perkebunan hingga 2.624,69 Ha mempekerjakan ratusan pekerja. Dimana sebagian besar adalah penduduk pendatang yakni penduduk Jawa sejak dibukanya perkebunan ini. Sistematika dalam menjalankan perkebunan ini juga masih menggunakan system lama yang dinilai masih efektif, salah satunya pembagian wilayah kerja dengan bentuk Afdelling. Proses pengerjaan yang membutuhkan tenaga buruh ini setidaknya menjadi alat yang produktf dalam menjalankan perusahaan tua yang masih kokoh ini. Berkunjung dan melihat proses pembuatan teh berkualitas ini bisa juga dilakukan oleh setiap pengunjung yang hendak singgah. Ketertarikan dengan proses pembuatan ini menjadi salah satu wistaa yang bisa menjadi sebuah perjalanan sejarah tempo doloe. suasana pedesaan yang masih asri setidaknya menjadi sebuah panorama tersendiri bagi wisatawan yang akan berkunjung.
Perkebunan yang terletak di Kayu Aro sendiri juga banyak terdapat benda benda sejarah yang masih ada, seperti pohon Ficus Retusa yang tumbuh sekitar tahun 1958 menjadi muasal nama Kayu Aro. Pohon ini pun masih dapat dilihat di perbatasan Desa sako dua-bedeng dua. Kemudian perumahan petak penduduk yang masih banyak di sekitar perkebunan setidaknya menjadi tanda keasrian dari panorama perkebunan. Banyak wisatawan yang berkunjung sekedar melepas lelah di wilayah perkebunan ini. Penyediaan rumah inap bagi wisatawan lokal maupun mancanegara memang menjadi sebuah simpulan bahwa perkebunan ini memang menarik. Bahkan panorama yang dilakukan oleh wisatwan ini juga dilakukan dengan cara mendaki gunung Kerinci.Priondono Gedung tempo doloe
Gedung tempo doloe lebih dikenal dengan kantor pajak. Entah bagaimana penduduk sekitar lebih mudah mengatakan bahwa gedung ini dengan sebutan kantor pajak. Namun setidaknya keberadaan kantor ini merupakan salah satu gedung tua yang masih berfungsi baik hingga saat ini. Kantor pajak yang dibangun di setiap wilayah perumahan penduduk setiap afdelling ini menjadi gedung yang multifungsi. Setiap bulanya para pekerja mendapat haknya dalam bentuk harian gajian sebanyak dua kali yang dikenal dengan gajian besar dan gajian kecil. Jika gajian besar didapatkan setiap ahir bulan maka gajian kecil ia dapatkan setiap dua minggu. Tentu besaran gaji tersebut berbeda. Jika gajian besar mereka mendapat gaji penuh maka pada gajian kecil mereka mendapat gaji setengahnya atau kurang. Sedangkan pengambilan gaji tersebut dapat dilakukan di gendung tempoe doloe ini atau kantor pajak. Ini lah fungsi penting kantor pajak sebagai tempat utnuk menerima gaji. Setiap bulannya gedung ini mendadak ramai dengan banyaknya pekerja perkebunan yang hendak mengambil gajinya. Selain itu lokasi ini pun mendadak penuh dengan banyaknya pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Keramaian seperti pasar dakdakan ini mampu menjadi daya magnet untuk jual beli barang ditengah hari gajian. Selain gedung pajak juga terdapat gedung tua lainnya seperti Rumah sakit kayu aro ini berada di kawasan tidak jauh dari lokasi pabrik BDVIII. Rumah sakit yang didirikan sejak tahun 1935. Namun sayangnya sistem rumah sakit ini menjadi polillinik akibat polemik perizinan yang sampai saat ini masih belum selesai permasalahnnya. Padahal kebutuhan masyarakat Kayu Aro terhadap rumah sakit ini sangat tinggi. Kepadatan penduduk seiring kepadatan dengan lapangan pekerjaan tidak jarang hal ini menimbulkan dampak dalam hal kesehatan.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...