Resensi BUKU : Ali Si Penjaga Ilmu

Judul buku : Kisah Hidup Ali Ibn Abu Thalib Pengarang : Mustafa Murad Penerbit : Zaman Tahun terbit : 2007 ===========================================================================
Siapa pun pasti mengenal sosok sahabat nabi bernama Ali Ibn Abu Thalib. Sahabat utama yang masuk Islam pada masa awal Islam disiyiarkan oleh nabi Muhammad SAW. Ali Ibn Abu Thalib adalah seorang pemuday dilahiran dari silsilah yang sama dengan nabi Muhammad SAW, yakni pada kakeknya Abdul Muthalib. Salah satu yang membuat Ali Ibn Abu Thalib menarik adalah kemampuan nalar yang dimiliki Ali Ibn Abu Thalib yang masih muda namun percaya bahwa Islam adalah agama terbaik. Di saat kondisi Mekkah masih dikuasai dengan patung-patung berhala bernama Latta, Uza dan nama Tuhan lainnya. Sepanjang hidup Ali Ibn Abu Thalib, ia tidak pernah menyembah berhala. Kesudian inilah yang membuat Ali Ibn Abu Thalib agung di sisi nabi sebagai salah satu ahli surga. Buku menitik beratkan perjuangan yang dilakukan oleh sang khulafaur rasyidin bernama Ali Ibn Abu Thalib. Mustafa Murad menuliskan sosok Ali sebagai orang alim yang diakui keilmuannya oleh siapapun. Maka tidak jarang banyak orang yang menjadikan Ali sebagai sosok yang sering diminta berbagai petuah atau solusi terhadap permasalahan umat selepas wafatnya nabi Muhammad SAW. Bahkan Aisyah yang juga merupakan bagian dari ahli pengetahuan tidak segan mengakui sosok Ali sebagai orang yang lebih paham dari dirinya. Setelah wafatnya usman bin affan terjadi kegaduhan dalam pemerintahan khilafah dalam menentukan sosok yang pantas menjadi khalifah. Kematian usman menjadi sebuah petaka perpecahan antara golongan muslim dan orang-orang munafik. Maka dalam kondisi seperti ini, lantas muncul beberapa nama untuk menjadi khalifah menggantikan usman. Ketiga nama tersebut adalah Ali Ibn Abu Thalib, thalaha, dan . terjadi pedebatan untuk menentukan siapakah yang pantas dari ketiga calon yang terhormat ini. Maka ahirnya, Ali Ibn Abu Thalib dipilih menjadi khalifah. Namun perdebatan kembali muncul ketika Ali Ibn Abu Thalib menolak dirinya menjadi khalifah, sebagaimana yang dikatakan oleh Husain yang mengatakan bahwa sang ayah tidak baik untuk menjadi khalifa. Namun kondisi yang serba kritis membuat Ali Ibn Abu Thalib menerima jabatan menjadi khalifah. Maka dengan naiknya Ali Ibn Abu Thalib menjadi khalifah membuat kegaduhan antar umat dapat diatasi. Ali Ibn Abu Thalib yang kini menjadi khalifah melakukan banyak perubahan dalam sisi pemerintahan, salah satunya mengganti posisi Muawiyah(sepupu usman) dari jabatan gubenur syiria namun hal ini tidak dapat dilakukan. Posisi muawiyah terlalu kuat di wilayah tersebut, bahkan bersama para pengikutnya tidak mengakui khalifah Ali Ibn Abu Thalib kecuali setelah menangkap pembunuh Usman Bin Affan. Ahirnya puncak ketegangan ini membawanya dalam sebuah perang besar bernama perang shiffin. Buku ini menceritakan banyak hal yang dilaukan Ali Ibn Abu Thalib sebagai seorang pemimpin besar umat Islam. Namun sayang dalam menggambarkan sosok Ali, Mustafa Murad banyak melihat dari sisi kepemimpinannya saja ketika Usman Bin Affan wafat. Tentu saja, bagian kehidupan ini merupakan fase yang penting dalam sejarah umat Islam. Kepemimpinan Ali adalah sebuah periode yang krusial dalam menggambarkan, bahkan penulis sendiri pun masih mencoba menggambarkan sebuah peta konflik dalam kondisi yang kontroversial. Sebuah gagasan yang ideal jika seharusnya gambaran tentang Ali diperlihatkan dalam masa sebelum naiknya menjadi seorang khalifah. Walau seperti itu, buku ini pantas dibaca oleh kalangan umum yang mau memahami tokoh sejarah Islam. Bahasa yang digunakan dalam buu ini juga tidak terlalu berat tanpa menghilangkan istilah-istiah penting dalam menuliskan sebuah konsep yang saling menghubungkan. Maka dari itu, buku ini adalah sebuah cara untuk memperkenalkan sosok Ali Ibn Abu Thalib dalam sebuah cerita yang menggambarkan sebuah zaman yang dilalui oleh sang amirul mukminin ke empat ini.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...