Resensi Buku : Palestine

Judul : Gadis Kecil di Tepi Gaza Penulis : Vanny Chrisma W Penerbit : Diva Press Tebal : 344 Halaman Tahun terbit : 2012 =======================================================================
Berada dalam dunia konflik tentu bukan menjadi pilihan bagi semua orang, bahkan anak-anak sekalipun. Dalam novel Gadis Kecil di Tepi Gaza ini kembali dituliskan sebuah tempat yang menjadi sengketa hingga saat ini. Konflik dua kaum yang tidak pernah tuntas sejak zaman para nabi hingga abad 21. Israel sebagai sebuah Negara yang diktaktor terhadap penduduk bangsa Palestina. Puncak dari konflik ini selalu berakhir dengan bentrokan yang tidak pernah seimbang. Bangsa Palestina adalah bangsa yang mencoba mempertahankan eksistensi bangsanya dan tanahnya, sedangkan Israel adalah rezim zionis yang secara nyata menjajah tanah yang diklaim sebagai tanah yang dijanjikan. Vanny Chrisma W menuliskan sosok bocah belasan tahun yang beranjak dewasa bernama Palestine. Gambaran penokohan Palestine oleh Vanny adalah gambaran sosok gadis kecil yang menjadi korban konflik pada ahir tahun 2008 silam. Sebagai seorang anak-anak Palestine mampu bertahan dan berperang melawan tentara Israel pada masa agresi. Palestine memiliki jiwa pemberani layanya sang ayah Yahded, anggota Hamas yang berperang melawan tentara zionis. Palestine hanyalah salah satu korban perang yang kini membisu tanpa keadilan. Dalam mindset Palestine saat ini adalah menemukan kembali ayahnya. Kepergian sanga ayah untuk berjihad dalam HAMAS membuat Palestine terpisah. Agresi Israel telah membuat seluruh keluarganya terbunuh. Kini bersama Yanaad, Adeeba, dan pengungsi lain mencoba mencari harapan agar kehidupan di bumi Palestina damai. Peristiwa agresi yang dimulai pada ahir tahun 2008 ini tidak hanya menyadarkan Palestine bahwa Israel adalah bangsa yang kejam. Namun Kumara (India), Restu (Indonesia), Jing Min (korea), dan masyarakat dunia mengutuk kebiadaban Israel kepada Palestina. Bahkan dalam melakukan penyerahan bantuan kemanusiaan kapal Mavmara ke Palestina ternyata di blokkade oleh tentara Israel sebagai bentuk perintah dan kelak hal ini yang membuat hubungan diplomatic Israel dan Negara lain terancam mundur, sama halnya dengan Turki. Namun sangat disayangkan dalam membuat runut peristiwa Vanny belum bisa membuat urutan sistamtis yang bisa mengguncang emosi pembaca. Vanny melakukan penulisan acak tentang Palestine yang berjuang melawan tentara Israel. Walau seperti itu, novel ini layak dibaca oleh semua kalangan bahkan remaja. Tentu saja dalam pencitraan tentang bangsa Palestina bisa membuat pembaca tergugah dan peduli dengan saudara atas nama kemanusiaan dan secara satu ikatan agama.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...