Resensi Buku : Perbudakan di Tanah Emas

Judul : Menjinakan sang kuli Penulis : Jan Breman Penerbit : Grafiti Tebal : 346 Halaman Tahun terbit : 1997 Kota terbit : Jakarta ==============================================================================
Buku ini merupakan hasil buku terjemahan deli in word en beeld yang diterbitkan di belanda pada tahun 1889. Buku ini menjelaskan secara lengkap kondisi di sumatera timur pada masa kekuasaan tuan kebun. Jan Breman menuliskan detail kondisi kuli kontrak di sumatera timur yang mengalami kondisi yang mengenaskan. Walaupun tidak mendeksripsikan secara utuh kondisi kuli kontrak namun gambaran dari kuli kontrak yang tertindas memberikan sebuah simpulan bahwa kuli kontrak yang berada di sumatera timur berada dalam kondisi yang sangat menderita. Tidak adanya kepedulian oleh tuan kebun, pemerintah, bangsawan, bahkan antar sesame terhadap derita kuli kontrak itu sendiri. Buku yang ditulis secara ilmiah ini sangat cocok untuk dibaca oleh kalangan akedemik. Dalam membaca buku ini, pembaca akan membaca dengan cara yang sistematis. Dimana buku ini dibagi dalam enam bab besar untuk mejelaskan setiap sisi kehidupan kuli kontrak. Pada bab pertama berisi awal pembukaan lahan perkebunan oleh jacobus nienhuys setelah mendapat izin dari sultan deli. Dalam bab ini menjelaskan bahwa keberadaan pemerintah dan penguasa colonial di tanah deli menyebabkan perubahan besar dalam kehidupan social bangsawan. Para bangsawan local memiliki kekuasaan yang dilegitimasi oleh pemerintah colonial. Dimana sebelumnya bangsawan tersebut hanyalah sebuah lambang yang tidak memiliki kekuatan. Hal ini terlihat ketika deli dan wilayah lain di sumatera timur menjadi daerah rebutan dua penguasa lain yakni kerajaan aceh dan kerajaan siak. Sejak adanya pembukaan lahan menyebabkan adanya perubahan besar dalam bidang lain yakni magnet tumbuhnya perekonomian. Dimana jacobus nienhuys menjadi seorang pionir yang sukses membawa nama deli dan tembakau sebagai tempat memproduksi yang berkualitas di dunia. Banyaknya kebutuhan akan hasil alam deli inilah lantas jacobus nienhuys mencoba mencai tenaga kerja secara massal untuk mengolah perkebunan. Maka untuk memperolehnya, awalnya jacobus nienhuys mencari tenaga kerja asal cina yang berada di singapura. Namun setelah melakukan impor tenaga kerja asal cina ini, jacobus nienhuys beserta tuan kebun lainnya mulai mencari tenaga kerja asal jawa. Deli sukses menjadi sebuah perkebunan yang mampu menjadi daya taik bagi investor untuk ikut menanam modal di tempat ini. Maka untuk melindungi investor ini lanats diberlakukan sebuah kebijakan bernama koeli ordonantie 1880, dimana melalui kebijakan ini mencoba mengikat kuli kontrak agar lebih patuh dengan aturan perkebunan. Namun kebijakan yang diinilai sebagai kebijakan ideal ini lantas menjadi sebuah rantai bagi kuli kontrak. Dimana aturan dalam kebijakan ini hanya lebih mengarah kepada kewajiban dan hukuman bagi kuli kontrak tanpa menimpah tuan kebun. Kemudian pada bab kedua, pembaca akan melihat kehidupan perkebunan dari sisi tuan kebun yang memiliki fasilitas mewah. Namun dalam jenjang hirarkinya,tuan kebun terbagi ke dalam beberapa lapisan yakni administratu yakni tuan kebun yang berkuasa dan assistan administratu sebagai tangan kanannya. Kedua lapisan ini tidak tercampur sama karena kondisi ekdunya dalam lapisan yang berbeda.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...