Judul : MADINAH
Kota Suci Piagam Madinah h, dan Teladan Muhammad SAW
Penulis : Zuhairi Misrawai
Penerbit : Kompas
Tebal : 488 Halaman
Tahun terbit : November 2009
Setiap mendengar kata Madinah , maka akan teringat dalam mindset sebuah kota yang berada di timur tengah. Kota yang menjadi sebuah kota sejarah yang akan selalu pusat perjalanan spritualitas seorang muslim. Madinah adalah kota kedua yang menjadi tujuan setiap musim haji atau umrah. Jika Mekkah diidentikan sebagai pusat ibadah, dimana terdapat baitullah. Maka Madinah adalah kota Nabi yang terdapat napak tilas perjalanan Nabi kala berada di Madinah . Mekkah dan Madinah adalah kota ibadah yang siap melayani siapa saja yang hendak berziarah dan melaksanakan ibadahnya di kota tersebut.
Madinah adalah potret peradaban baik di masa lalu, saat, dan masa yang akan datang. Modernitas serta spritualitas yang terjadi di madinah tidak saling bertentangan. Madinah menggambarkan bahwa agama islam tidak menolak sisi modernitas yang berkembang selama hal tersebut masih dalam lingkaran prinsip yang dibuat dalam aturan agama Islam. kesucian kota Madinah sebagai kota kedua memang menjadi sebuah tanda bahwa kota madinah memang menjadi kota yang diberakti oleh Allah SWT. Bahkan dalam memelihara kesucian kota ini, digambarkan bahwa ketika sebuah robongan yang datang dengan kendaraan maka mereka akan segera tutrun utnuk berjalan kaki memasuki kota Madinah. Hal ini dilakukan untuk menjaga nilai-nilai suci kota Madinah.
Zuhairi menggambarkan dalam buku keduanya ini tentang kota Madinah yang berbeda dengan Mekkah. Penulis menuliskan bahwa keberadaan kota Madinah adalah sebuah manifes dari ajaran Nabi dalam membangun sebuah peradaban. Dalam sejarah menyatakan bahwa Madinah bernama Yastrib yang dihuni oleh kelompok-kelompok dari berbagai bangsa dan agama. Konflik serta perpecahan pra Madinah menjadikan budaya konflik yang identik dengan Yastrib. Kedatangan Nabi sebagai utusan Tuhan menjadi sebuah kabar gembira bagi penduduk kota Yastrib. Konflik yang hidup ratusan tahun serta perpecahan lantas disatukan kala Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah . Penamaan kota yastrib menjadi Madinah menjadi sebuah momentum yang besar. Langkah-langkah persatuan diambil Nabi dalam menyatukan pihak yang berselisih. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya piagam Madinah yang menyatukan peradaban di kota tersebut. Piagam Madinah yang menjadi kesepakatan bersama dalam bersama melindungi hak-hak warga Madinah dari ancaman musuh serta saling tolong menolong.
Madinah menjadi pusat pemerintahan semasa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat menjadi sebuah bukti bahwa Madinah memang menjadi pusat peradaban yang dibangun atas dasar toleransi serta persamaan dalam hal saling menghormati hak sesama warga negara. Madinah mengukuhkan persaudaraan sebagai pondasi dalam tegaknya tatanan masyarakat yang damai,adil, sejahtera, dan makmur. Hingga saat ini banyak hal terjadi di Madinah sebagai pusat kekuasaan, serta pusat agama. Modernisasi Madinah telah membuatnya banyak memberikan mamfaat bagi setiap pengunjung yang datang berziarah ke kota ini. Selain itu, keragaman penduduk Madinah yang berasal dari berbagai kawsan yang datang dan menetap di kota ini menjadi warna tersendiri bagi kota Madinah . Bahkan keragaman tersebut sama sekali tidak menimbulkan sebuah perpecahan yang terjadi.
Ada beberapa poin yang menarik menurut Ahmad Said dari kota Madinah dan karakter penduduknya jika dibanding dengan kota lain, termasuk Mekkah. Pertama, pencitraan kota Madinah sebagai kota yang memiliki penduduk yang ramah terhadap siapa pun. Bahkan keramahan ini juga dilakukan jika bertemu dengan orang-orang asing yang baru dikenalnya. Bagi mereka setiap pendatang yang datang adalah tamu yang harus dihormati. Kedua, dalam melakukan percakapan, warga Madinah adalah penduduk yang tidak berbicara dengan nada suara yang keras, melainkan dengan tutur kata yang lembut serta pelan. Maka ketika rombongan ziara yang berkunjung ke Madinah maka akan menemukan sebuah budaya yang berbeda dengan kota lain di timur tangah. Penduduk yang keras dan lantang berbicara namun di Madinah hal tersebut sebaliknya.
Sisi ketiga, penduduk Madinah menggunakan pondasi persaudaraan sebagai karakter dalam menjalin hubungan sesama manusia. Dimana ikatan persaudaraan yang dilakukan sebagai bentuk ikatan yang kuat. Atas dasar persaudaraan maka penduduk tersebut saling menolong serta saling mengasihi sesamanya. Persaudaran yang dihubungkan oleh Nabi melalui persaudaraan kaum anshar dan muhajirin lantas dilakukan hingga saat ini. Keempat, membangun hubungan kekeluargaan secara harmonis serta saling menghormati. Kehidupan masyarakat lebih luas pada hakikatnya merupakan sebuah potret dari kehidupan keluarga. Mempererat hubungan kekeluargaan menjadi sebuah hubungan yang kompleks dan membangun pondasi yang kota yang madani.
Adapun poin terahir, karakter madina terbentuk dari rasa saling menghormati tetangga. Nabi mengajarkan untuk tetap menjalin hubungan silaturahim sesama tetangga. Dimana hubungan ini sebagai pembelajaran dalam saling menghormati dan saling menghargai.
Buku memang secara lengkap dalam membahas struktur kota Madinah dilihat dari berbagai sisi. Konteks Pra Madinah hingga modernisasi yang terjadi di kota ini menjadi nilai plus yang dilakukan oleh penulis. Bahasa yang ringan serta tidak menjemukan membuat pembaca rileks untuk membaca buku ini. Walau seperti itu buku masih terdapat kekuarangan dalam menggambarkan potret Madinah, seperti penjelasan lanjut tentang pendidikan di kota ini. Selain itu penjelasan diagonik Madinah dalam sejarahnya kurang menuliskan tahun dan momentum perkembangannya.
Buku ini layak dibaca secara umum agar memang menjadi obar perindu terhadap kota madinah yang menjadi impian setiap muslim. Naik haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad adalah bagian yang tidak terpisahkan, khususnya bagi jamaah haji Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku
( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...
-
Judul : Kuli Kontrak Penulis : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Obor Indonesia Tebal : 107 Halaman Tahun Terbit : 1985 Kuli k...
-
Judul : Raden Fatah Penyuting : Daryanto Penerbit : Tiga Kelana Tebal : 470 Halaman Tahun terbit : 2009 ============================...
-
Judul : 41 warisan kebesaran gus dur Penulis : M.Hanif Dhakiri Penerbit : LKiS Tebal : 204 Halaman Tahun terbit : 2010 Sejara...
No comments:
Post a Comment