Resensi : Dalam Sebuah Kegilaan

Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dee (Dewi Lestari)
Penerbit : Bentang Pustaka
 Tebal : 444 Halaman
 Tahun terbit : Cetakan IV 2009

Sebuah novel menyegarkan hadir dan dibaca semua kalangan, khususnya oleh para generasi muda yang menanta mimpi dengan hal-hal aneh. Sebuah cerita tentang imajinasi yang dibuat tak sekedar untuk diimpikan. Maka beranilah dalam membuat keputusan, sebagai pilihan yang terbaik untuk ke depan. Dee, sang penulis menggunakan bahasa yang komunikatif dalam penyampaian novel ini, walau sesekali dijejali dengan bahasa asing dan daerah, malah menambah kekuatan cerita dalam novel yang terus mengalami ulang cetak hingga ke-IV. Cerita anak manusia yang beranjak dewasa dengan melakukan sesuatu yang aneh dimata orang lain, namun menarik bagi dirinya pribadi. Melalui peran Kuggy, gadis yang tergila-gila dengan kebiasaan menulis surat ke perahu kertas kepada dewa titisan Aquarius yakni Neptunus. Kegilaan yang menarik ini lantas berlanjut hingga ia dewasa dan mendedikasikan diri sebagai agenya di bumi. Selain itu, kesukaan dalam membuat cerita anak juga mengantarkannya dalam petualangan alit bersama teman-temannya yang terlantar dalam hal ekonomi dan pendidikan. Sisi lain, sosok Kennan adalah lelaki yang merefleksikan diri dengan lukisan. Gen bawaan dari sang ibu (Lena) lantas mendapat perlawanan keras dari sang ayah (Adri). Keduanya dipertemukan dalam sebuah kejadian yang bersifat normal namun berahir dengan kegilaan yang unik. Kisah asmara yang menjadi fokus cerita ini sukses membawa pembaca untuk berputar-putar dalam melihat sebuah konflik didalamnya. Noni berteman akrab dengan Kuggy melanjutkan pendidikan kuliahnya di kota Bandung. Eko yang tak lain adalah pacar Noni mempunyai sepupu bernama Kennan berdomisili di Belanda kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di kota yang sama. Pertemuan pertama yang mengesankan lantas membawa mereka dalam berbagai kegiatan bersama-sama, mulai dari midnight ke bioskop, makan di warung pemadam kebakaran, hingga hal lainnya. Konflik kemudian muncul diawal cerita kala Kuggy yang telah menjalin hubungan asmara dengan Ojos selama 2 tahun tiba-tiba tertarik dengan Kennan. Terlalu banyak kesamaan antara mereka lantas membuat Kuggy jatuh hati dengan Kennan. Bersamaan dengan itu, munculnya sosok Wanda sebagai pacar Kennan telah membuat Kuggy patah hati, bahkan buntutnya hubungannya dengan Ojos berahir, bahkan hubungan pertemanannya dengan Noni renggang untuk 3 tahun lamannya. Sedangkan Kennan menjalani hidupnya dengan menjalin hubungan dengan Winda dan Ludhe. Rentan waktu yang lama kemudian membuat kedunya berusaha untuk saling melupakan. Kuggy menjadi sosok mahasiswa akademik, dan ahirnya bekerja di sebuah perusahaan Avocado. Lain halnya dengan Kennan yang memilih fokus melukis dibanding kuliah membuatnya pergi meninggalkan rumah dan tinggal di rumah pak Wayan di Ubud (Bali). Konsentrasinya melukis membuat dirinya terasah dan berhasil membuat lukisan yang menarik dengan sentuhan sekolah Alit dan Jenderal Pilik sebagai tema dasarnya. Inisial KK sebagai kode lukisannya adalah sebuah penhormatan kepada Kuggy yang ia cintai. Panjangnya cerita ini lantas berahir dengan bersatunya Kuggy dan Kennan. Lintasan konflik yang kurang memanas membuat pembaca tidak menikmati perasaan dari kedua insan ini. Dimana cerita yang tidak memiliki batasan membuat adanya peran orang-orang baru dalam lingkungan di Kuggy maupun Kennan. Rentan masa kuliah yang menarik diawal cerita seharusnya diperlama karena memang menarik dalam menularkan ide gila kepada pembaca. Diagronik hubungan keduanya hanya melahirkan sebuah cemburu dan patah hati yang tidak pernah terucap. Selain itu dalam menceritakan hubungan antar keduanya ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan akal sehat. Novel ini bukan sebuah novel fiksi dengan menggunakan imajinasi yang tinggi. Namun sebuah cerita yang menyamai dengan kehidupan saat ini. Maka rasionalitas diperlukan dalam mematangkan cerita ini. Hubungan 2 tahun dengan Ojos terputus secara mendadak seharusnya diselingi dengan dentuman konflik yang akan dipahami oleh para pembaca. Tipe cewek seperti Kuggy yang tidak konsisten akan menjadi sebab konflik terjadi, Sedangkan watak Kennan yang matang akan menjadi sebuah dilemma berkepanjangan berjalan. Namun tetap novel ini bagus untuk dibaca dan dipahami secara mudah oleh para pembaca. Penilaian dalam karakter tokoh adalah sebuah kewajaran yang tidak bsia dihindari. Maka seharusnya menjadi patokan bagaimana konflik dan cerita ini berjalan dan berhubungan. Poin yang menarik dalam buku adalah sosok perahu kertas yang baru dan wah sebagai perwakilan dari imajinasi yang tetap dilestarikan. Bahwa setiap manusia memang memiliki karakter yang unik dan menarik.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...