Judul : NIRBAYA
Catatan harian Mochtar Lubis dalam penjara orde baru
Penulis : Mochtar Lubis
Penerbit : yayasan obor indonesia
Tebal : 142 Halaman
Tahun
terbit : 2008
Catatan Penjara Si
Mochtar
Siapa yang tidak kenal dengan Mochtar Lubis, orang awak yang idealis serta berani dalam meneguhkan
prinsipnya. Dia bukan berasal dari kalangan penguasa layaknya Soekarno atau pun
Soeharto. Walau seperti itu ia banyak disegani kawan maupun lawan sebagai tokoh
nasional yang memang memiliki kharisma dalam
hidupnya. Sekali lagi, ia bukan dari golongan elit yang memiliki tangan kekuasaan, namun ia adalah
bagian dari bangsa ini yang berasal dari
kalangan akademik. Ia kritis dan tidak suka berbelit dalam menyampaikan
pendapat maupun opini. Mungkin hal ini jua lah yang membuat ia terus menjadi incaran oposisi
yang menjadi lawan mainya.
Penjara
bukan hal asing lagi bagi lelaki yang dilahirkan
di Padang, 7 Maret 1922 silam. Sebagai orang lapangan, ia adalah jurnalis
yang tangguh dalam memimpin harian Indonesia Raya. Bahkan ia juga menjadi
pengagas pendirian harian Antara yang kini masih eksis sebagai media online secara
nasional.
Buku catatan
ini merupakan sebuah penggalan dari kisah nyata dari Muchtar Lubis yang mendekam dipenjara di masa orde baru dibawah
kepemimpinan Soeharto. Dia dipenjara pada tanggal 4 Februari 1975. Walau hanya
sebentar (sebulan_red) proses penjara yang
ia jalani, dibanding dengan masa Soekarno, dimana ia dipenjara hingga 10
tahun lamanya namun Muchtar tetap tidak berhenti untuk berkarya melalui ide
tulisannya. Buku adalah catatan harian dari si Muchtar selama menjalani
penjara. Tidak hanya catatan selama mendekam, namun buku ini juga menceritakan
surat-suratnya untuk Hally sang istri tercinta.
Catatan
ini adalah saksi hidup terhadap kondisi seseorang yang merasa tertekan, bahkan dalam rekam sejarah
tidak hanya muchtar saja yang masuk
penjara dan menghasilkan sebuah catatan menarik, Hamka pun juga pernah
dipenjara di masa orde lama kala ia dianggap menentang pemerintahan Indonesia.
Tan malaka yang menulis buku dengan
judul dari penjara ke penjara juga berisi catatan menarik dalam hidupnya
yang menjadi catatan penting. Namun satu
hal yang penting dari perjalana
yang dialami oleh para tokoh-tokoh
diatas adalah idealismenya sama sekali tidak memudar apa lagi mengalah.
Muchtar
yang dalam tulisannya mengataka bahwa ia
tidak mengerti kenapa ia ditahan dengan tiba-tiba? Namun agaknya ia paham bahwa
memang sebagai sosok yang pedas dalam
berkata melalui tulisannya. dimana kebenaran yang ia sampaikan tidak menjadi pembenaran akan
nasibnya. maka ahirnya ia pun dipenjara. bersama para tahanan Gesaptu yakni
para tokoh PKI dan orang yang dituduh
PKI Muchtar menghabiskan hari-hari tersebut. jenderal omar dhani sebagai tokoh
yang dihukum mati menjadi teman karib si
muchtar. omar mengatakan bahwa ia telah mendapatkan hukuman mati, namun selama
Sembilan tahun mendekam penjara ia tidak juga tewas. Setiap malam omar
mengatakan kepada muchtar bahwa dirinya seolah menghadapi kematian yang biasa dilakukan tengah malam. Kini si omar
menunggu matinya lagi.
Buku
menarik dengan sebuah cerita yang
menggambarkan kondisi saat itu. Ia adalah bagian dari tahanan yang sedang menjalani proses keadilan yang semakin sempit. Keadilan yang gaungkan presiden soeharto hanya bualan
yang tidak pernah ada. Kini muchtar
hanya terus menulis untuk memastikan bahwa tetap aka nada harapan di hari
esok.
No comments:
Post a Comment