Resensi buku : Mulailah Untuk Bertanya








Judul               : Bertanyalah.. Bertanyalah    
Penulis             : Asef Umar Fakhrudin
Penerbit           : Garailmu
Tebal               : 234 Halaman
Tahun terbit     : 2009


Bertanyalah bukan hal baru dalam hidup kita, dalam keseharian kita sering melontarkan berbagai kalimat tanya kepada semua orang. Namun yang  menjadi pertanyaannya adalah apakah sudah pertanyaan yang  dilontarkan tersebut memiliki bobot pertanyaan yang  cerdas dan lugas?. Buku yang  ditulis oleh asef ini merupakan sebuah penjabaran dari konsep pertanyaan yang  seharusnya dari kata tanya mampu menjadi pondasi dalam bingkai pengetahuan kita. Pernyataan dan bertanya adalah sebuah kebutuhan yang  memang selalu dilakukan oleh semua orang bahkan semua umur. Tidak terlepas apakah ia masih kanak-kanak atau telah lanjt usia namun bertanya tetap ia lakukan secara lanjut.
Asef mencontohkan bahwa banyak orang besar dunia mendapatkan kesuksesan dari asal mula bertanya. Bill gate sebagai otak microsoft, jerry tang sebagai pendiri yahoo messenger, bahkan para sufi pun melakukan sebuah gagasan dari pertanyaan untuk mendapatkan hal baru dari hidupnya. Maka dari itu, bertanya memang menjadi buah pikiran yang  selalu ada dalam segala pekerjaan yang  kita jalankan.   
Memulai bertanya, berarti ia telah memulai untuk belajar. Bertanya dari sesuatu hal yang  memang ia tidak tahu namun dengan bertanya ia akan memahami. Maka dari itu, bertanya tidak hanya pada satu orang guru saja sebagai penjawab pertanyaan kita. Sebaliknya semua orang mampu menjadi penjawab atas pertanyaan kita. Perbedaannya adalah sisi jawaban yang  terbatas dengan pengetahuannya. Pertanyaan yang  bagus adalah pertanyaan yang  memang memiliki bobot dalam menerangkan kepada sesuatu hal. Dimana darikonsep pertanyaan tersebut memang memberikan sebuah jawaban atas ketidaktahuan. Maka setelah ia paham renungkan kembali jawaban yang  telah diberikan tersebut, dimana proses perenunga ini sebagai proses berfikir untuk memutuskan sesuatu secara pasti tidak dengan tergesa-gesa.
Setelah itu, lanjutkan jawaban dengan praktiknya maka atas dasar pertanyaan tersebut akan menghasilkan sebuah dampak. Itulah buah dari pertanyaan yang  menjadi sebuah perubahan yang  dilakukan.
Nabi Ibrahim pernah melakukan sebuah pertanyaan dalam dirinya yang  tidak terjawab, dimana ia mencari dimanakan tuhan bersemayam? Maka ia pun mulai melakukan perenungan, sampai ia menemukan matahari, bulan, dan bintang yang  ia anggap sebagai penjelmaan tuhan yang  ia cari. Namun pola piker serta renungannya ahirnya menolak hal tersebut. Nabi Ibrahim ahirnya menemukan bahwa tuhan itu adalah pencipta dari dirinya dan alam semesta yakni Allah.

Kisah diatas diabadikan dalam kitab suci umat islam yakni Al quran, dimana pola piker nabi ibrahim adalah sesuatu yang  menarik. Daya kritis untuk mencari tuhan adalah gejolak jiwa yang  tidak puas dengan kondisi saat itu. Maka nabi Ibrahim mencari sendiri bagaimana sosok tuhan yang  sebenarnya.
Buku ini memang secara umum banyak melakukan esplorasi tata cara bertanya dari sisi kisah-kisah yang  pernah terjadi. Tentunya untuk membuat pembaca memahami dari pola pertanyaan yang  hendak diungkapan tersebut. Maka tentu pola pertanyaan yang  baik adalah memang pertanyaan yang  memberikan sebuah penalaran secara kritis terhadap sebuah permasalahan. Dalam dunia pendidikan, mahasiswa dan siswa memiliki cara bertanya yang  berbeda dalam mengeluarkan kalimat tanya. Maka dari itu mulailah bertanya untuk sebuah perubahan.




No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...