Resensi Buku : Iron Man Si Tukang Cuci

Judul : Iron Man (pahlawan pembela penampilan) Penulis : Iwok Abqary Penerbit : Lingkar Pena Kreativa Tebal : 180 Halaman Tahun terbit : 2011
Di Amerika Serikat (AS) Iron Man merupakan sosok kuat dengan baju besinya, namun jika di Indonesia Iron Man adalah pekerjaan untuk mencuci baju (binatu). Tentu saja, perbandingan antara Iron Man ala Amerika dengan Iron Man buatan Indonesia jauh berbeda. Bahkan jika dibandingkan ibarat pinang dibelah dengan kampak, salah satunya pasti hancur. Begitulah isi dalam buku humor ini. Buku yang bukan sekedar humor namun menceritakan sebuah perjuangan dari seorang lelaki duda beristri lima (aneh). Bukan, oleh penulis dalam buku ini menceritakan perjuangan Jodi seorang siswa SMK yang baru lulus sekolah bersama teman seperjuangannya Beno dalam mendirikan sebuah usaha bernama Iron Man. Jodi yang berasal dari keluarga serba pas, rumah pas, wajah pas, baju pas, bahkan keuangan serba pas suatu ketika mendapatkan sebuah wasiat dari emaknya sang tukang goreng yang seringkali memberikan bonus Cuma-Cuma dalam membeli gorengnya. Sebuah setrika jadul namun awet dan masih bisa dipakai. Awalnya Jodi hendak membuang setrika tersebut ditempat barang bekas (dijual). Namun setelah merenung seharian di sebuah tempat gelap dikolong tempat tidur ahirnya Jodi dan Beno mendeklarasikan sebuah usaha bernama Iron Man. Usaha Jodi yang masih terbilang masih baru ini menjadi nasib hidup Jodi yang kini berstatus pengangguran lepas tamat UN. Maka bisa ditebak pakai hom pim pa bagaimana perjalanan sukses Iron Man ini. Dimulai dari pelanggan yang sepi diawal minggu pembukaan Iron Man gara-gara iklan yang ia buat dalam bentuk bahasa inggris, akibatnya warga yang melihat mengatakan bahwa Jodi sedang memberikan selebaran untuk tidak merokok sembarangan. Tentu saja, setelah tahu akan hal itu Jodi bergegas merubah papan nama menjadi “pangkalan ojek halilintar” (kok tambah g nyambung). Bersama Beno teman akrab namun kerap disangkah badak lepas ahirnya papan nama kini diperbaharui menjadi “Iron Man sang pahlawan pembela penampilan”. Aksi iklan sepanjang jalan pun dilakukan agar banyak orang memberikan order jasa cucian kepada Jodi. Tidak hanya Jodi dan beno yang ikut terseret dalam arus usaha ini namun juga emak sang bunda tercinta juga ikut dalam demo Anti KKN (lha ini apa ne) maksudnya ikut dalam memberikan iklan kepada langganannya. Sambil menjual gorengan emak memberikan macam-macam diskon kepada pelanggannya mulai dari beli goring 10 gratis cuci 1 kain handuk, beli 20 gratis cuci kaus kaki, namun jika dibeli semua gorengannya maka hadiahnya silakan ambil Jodi (pelanggan pun kabur). Namun inilah kocaknya dalam buku ini, dimana pembaca akan selalu dan selalu tersenyum dengan tingkah pola sang emak, Jodi, beno, dan beberapa pemain figuran lainnya yang numpang top di bacaan humor ini. Buku yang ringan dengan bahasa yang sangat mudah dipahami namun sulit dimenegrti oleh orang buta dan balita (tentu iya). Tidak menggunakan humor yang bersifat cabul namun mendidik dengan cara Jodi memulai usahanya yang sedrhana namun semangat luar binasa (biasa). Bagus untuk dibaca oleh semua kalangan yang hendak memberikan rehat kepalanya agar bisa lebih nyaman dalam mengerti isi buku ini. Selamat mencoba,

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...