Cerpen sosial berlatar minang


Judul : Robohnya Surau Kami
Penulis : A A Navis
Penerbit : Gramedia Pustaka
Tebal : 138 Halaman
Tahun terbit : 2002

Buku ini berisi beragam cerita pendek yang dikemas dalam sebuah tulisan sastra. Salah satu isinya terdapat dalam sebuah cerita pendek mengisahkan tentang hidup seorang garin yang telah tua umurnya. Ia sering dipanggil kakek oleh masyarakat sekitar. Umurnya yang menua namun untuk kegiatan amal ibadah tak mengenal pantang surut. AA Navis menggambarkan bahwa si kakek hidup dengan kesederhanaannya, ia hidup dari sedekah yang diberikan masyarakat kepadanya. Namun ia juga dikenal sebagai pengasah pisau.
Cerita ini dibangun dengan sederhana bagaiamna kehidupan seorang kakek yang beribadah kepada sang pencipta. Namun prahara datang. Seorang teman yang sangat murah dengan kata-kata tajam, Ajo Sidi mengatakan bahwa ia akan dimasukan ke dalam neraka. Akibat kelalaian kakek yang telah melalaikan keluarga maka ia akan dimasukan ke dalam neraka. Ahir cerita Si Abid atau kakek ini masuk dalam neraka. Dimana sang kakek hanya lebih mengutamakan dengan kehidupan ahirat dibanding dengan kehidupan dunianya. para keluarganya terlantar dan menjauh dari masyarakat.
Isi singkat diatas adalah sebuah cerpen yang dibuat oleh sastrawan minang. Ia mencoba menggelitik bagaimana kehidupan sosial saat ini. Salah satunya melalui cerpen robohnya surau kami. melalui kumpulan cerpennya, salah satu cerpen ini memang layak mendapat apresiasi sebagai cerpen yang menggabungkan antara budaya dan agama sebagai falsafah hidup. Pengembangan kata ibadah memang menyesuaikan dengan tatanan ibadah dalam agama. Dimana ibadah dalam agama memang memberikan pengaruh luas dalam memberikan makna ibadah dalam dua hal ibadah kepada sang pencipta Allah SWT dan ibadah sesama manusia.
Perlu kesimbangan dan tanggungjawab dalam menjalani kehidupan sesama manusia. Maka AA Navis mencoba berpesan sebagai seorang sastrawan namun bukan sebagai seorang buya. Dimana pesan yang hendak ia sampaikan melalui cerpennya ini. Maka bagi peminat sastra tentu akan menikmati cerpen yang dituliskan oleh AA Navis ini. Namun bagi kurang berminat sastra akan kehilangan pesan yang menarik dalam cerpen yang ditulis oleh AA Navis.

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...