Judul : Izrail Bilang Ini Ramadhan Terahirku
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
Penerbit : Republika
Tebal : 236 Halaman
Tahun terbit : Cetakan I Agustus 2010

Jangan pernah berfikir bahwa kita masih memiliki jatah hidup untuk merasakan Ramadhan lagi di tahun mendatang. Tidak ada jaminan! Mungkin inilah ramadhan terahir dalam hidupmu
Sebuah buku renungan selama 30 hari diterbitkan oleh Ahmad Rifa’i ini. Buku sederhana yang ia kupas dengan pembahasan yang gamblang dan ilustrasi kisah sahabat yang jelas. Sebuah penekanan yang penulis sampaikan mampu membuat pembaca untuk merenung kembali bahwa waktu dengan haal yang bermamfaat.
Bulan Ramadhan yang kerap dilewati setiap tahunnya memiliki kesan yang ia tinggalkan. Maka Pertanyaannya, apakah dari kesan yang ditinggalkannya adalah sebuah kesan yang merupakan kesan adanya perubahan prilaku dalam keseharian. dimana sebelum ramadhan mungkin shalat wajib kerap bolong-bolong atau tidak penuh. Maka saat menemui ramadhan ibadah shalat fardu lebih terjaga. Jawaban dari pertanyaan diatas merupakan sebuah jawaban untuk mengukur sejauh mana perubahan yang ditawarkan dengan adanya ramadhan yang terus dilalui.
Buku ini menekankan bahwa, bulan ramadhan mampu menjadi pemacu dalam meningkatkan nilai iman serta ibadah kita kepada Allah SWT. Dimana umur panjang yang dimiliki manusia sehingga masih bertemu bulan ramadhan menjadi sebuah perenungan. Dimana ada tiga jawaban besar kenapa saat ini kita (pembaca) masih diperkenankan untuk bertemu dengan bulan suci ramadhan, pertama dosa kita yang masih terlalu besar sehingga Allah SWT masih memberikan waktu kepada kita untuk menjadikan bulan ramadhan sebagai pendongkrak amalan untuk menghilangkan dosa yang banyak tadi. Kedua, mungkin dalam kehidupan sebelum menemui bulan ramdahan amalan ibadah hanya serba pas-pas an. Maka dari itu, Allah SWT masih memperkenankan kita untuk menambah amalan melalui bulan panen amal yakni bulan ramadhan.
Ketiga, sebagai ujian bagi manusia untuk melewati masalah yang akan menguji keimanan. Maka sampai dimana posisi manusia untuk tetap istiqomah dalam berpegang teguh terhadap tali agama Allah SWT. Dengan tetap menjalankan perintah-NYA serta menjauhi larangan-NYA.
Kehadiran malaikat izrail adalah batas deadline kemampuan manusia untuk mewarnai kehidupan ini baik dengan perbuatan baik maupun buruk. Maka datangnya bulan ramadhan adalah sebuah moment. Sebuah pristiwa yang akan mengantrkan manusia untuk menjadi manusia yang diampuni oleh Allah SWT dosanya dan kembali seolah bayi. Ramadhan tidak hanya sebagai pemacu semu dalam meningkatkan ibadah kita. Dimana kerap menjadikan ramdhan sebagai bulan yang pasti akan ditemui di tahun depan. Paradigma keliru yang merasuki pola pikir masyarakat sehingga tidak jarang puasa yang meraka lakukan di bulan ramadhan hanya lapar dan haus saja tanpa ada nilai pahala.
Renungkan kembali. Bagaimana dalam mengatur kehidupan dalam sehari-hari. bahwa manusia hanyalah musafir yang numpang di dunia. Dimana kampong asal adan tujuan ahir adalah ahirat yang kekal. Maka isilah saat numpang di dunia dengan bekal iman dan taqwa yang secukupnya agar tidak kehabisan bekal di jalan nantinya.

2 comments:

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...