Sukses
sejak tahun 2004, pemerintah kota Padang optimis untuk terus menggelar
pelaksaan pesantren ramadhan di tiap tahunnya. Peserta yang berasal dari berbagai tingkat SD, SMP, dan SMA
sederajat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Dengan tema membentuk
pribadi berkarakter qurani, Pemko Padang mencoba lebih serius, Pemko memberikan
instruksi kepada seluruh masjid dan mushala se-kota Padang untuk melakukan
kegiatan tersebut sebagai bentuk partisipasi aktivnya. Instruksi ini juga
diiringi berbagai sanksi terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh panitia, siswa bahkan guru
yang dinilai tidak bertanggung jawab.
Melihat
hal tersebut memang sebuah pola yang sangat
positif dan patut mendapat apresiasi kepada pemerintah selaku komponen
kekuasaan dalam menjalankan Pesram 2012. Pemerintah menjadi sosok pro aktiv
dalam menjalankan kegiatan pembinaan remaja secara massal. Kondisi zaman yang kian maju memang memberikan dampak negatif sebagai
dampaknya. Generasi muda di Padang yang merupakan
resprentasi dari generasi minangkabau kian menjauh dari tatanan nilai-nilai
agama serta nilai adat. Perkenalan mereka banyak dikenalkan dengan sentuhan
teknologi yang ahirnya membebntuk
kebudayaan tersendiri.
Gerakan
pindah proses belajar dari sekolah ke tempat ibadah tentu memberikan harapan
kepada generasi urang awak untuk
kenal dengan agamanya dan kenal dengan adatnya. Proses pelaksanaan selama 20
hari aktif nantinya memberikan sebuah bekal baru untuk anak-anak agar bisa
memahami kembali agama untuk bisa direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pesram 2012 mampu mendidik anak-anak tersebut memang menjadi generasi yang peka dengan lingkungan dan generasi muda
yang tangguh dalam memilah modernisasi
secara positif.
Namun
tetap pelaksaan pesram yang telah
dilaksanakan hampir 8 tahun ini tidak bisa menjadi acuan keberhasilan dalam
menghasilkan generasi muda yang tangguh
sesuai dengan visi dari pemko padang. Menyambung dari ucapan Wali Kota Padang
Dr.Fauzi Bahar,M.Si bahwa tindakan yang
telah dilakukan kota Padang dalam melakukan Pesram maupun kegiatan dalam
pembinaan remaja terasa sia-sia jika tidak ada dukungan oleh masyarakat. Dimana
pola masyarakat yang tidak bisa menjadi
pemersatu dalam kerja sama akan menjadikan Pesram sebagai ritual belaka.
Akibatnya setelah pesram maka tidak ada lagi generasi muda yang meramaikan masjid.
Maka
perlu diadakan peninjauan ulang dalam pelaksaan Pesram di wilayah kota padang
saat ini. Peninjauan tersebut dimulai dengan dialog antar masyarakat dan
masjid. Kondisi yang saat ini terjadi
adalah sebuah ketimpangan antara kepentingan masyarakat dan masjid terkotak
dalam kepentingan masing-masing. Dimana pola tersebut menjadi faktor penghambat
dalam suksesnya pelaksanaan Pesram. Maka dari itu, sepakat bahwa pembentukan
karakter pemuda dilihat dari karakter lingkungan sebagai pembentuk kedua,
setelah orang tua. Adanya kepedulian akan menjadikan pembentukan visi dalam
pelaksaan Pesram terus dirasakan bahkan selepas ramadhan.
Pemilihan
materi dalam Pesram 2012 yang menekankan
kepada ahlak merupakan sebuah pemilihan tema yang pas. Dimana degradasi zaman telah membuat
moral menjadi tanda tanya yang kini
ditanyakan. Apakah kita masih memiliki nilai-nilai moral dan spiritual dalm
kehidupan saat ini?dimana pemuda tidak lagi memiliki segan ketika didakwa
sebagai penjambret, bahkan penjudi. Ketika pemuda tidak lagi mengenal batasan
santun ke orang tua sehingga lancang dalam mengeluarkan kata-kata busuk kepada
orang tuanya sendiri.
Maka
dalam proses pembelajaran yang
menekankan ahlak tentu memerlukan sosok sebagai pilihan utama dalam hal
ini. Dimana sosok tersebut adalah orang tua sebagai pendidik ahlak. Artinya Pesram
bukan menjadi beban moral bagi penitia atau instruktur pesram namun menitik
beratkan kepada orang tua yang akan
mengajarkan lanjutan dari ahlak tersebut. Namun jika sosok ortu tersebut hilang
maka akan timbul ketimpangan dalam penilaian bahwa sosok orang tua sebagai
acuan. Sang anak sebagai objek adalah sosok remaja yang kini tumbuh dengan proses meniuru. Maka jika
ahirnya kekecewaan anak terhadap ortunya terus dibiarkan maka akan menjadi beban
tersendiri. Kenakalan anak adalah bentuk positif dalam pertumbuhannya jika bisa
diatasi dengan pengertian dari lingkungan dan orang tua. Sebaliknya kenakalan
malah akan menjadi bencana jika toh
lingkungan dan keluarga tidak berbenah diri selama ramadhan.
Pendidikan
selama Pesram adalah sebuah madrasah yang
akan menyekolahkan anak dalam kehidupannya selama bulan ramadhan. Kurun waktu
sebulan anak akan dibina menjadi generasi yang
dekat dengan sang Khalik. Perubahan dalam jiwa remaja yang labil menuju ke stabil adalah tujuan dari
pendekatan secara agamis ini. Pelaksanaan Pesram sebagai bentuk konsitensi kota
Padang dalam menyelenggrakan acara ramadhan secara continue.
Keberhasilan
pendidikan selama Pesram tidak hanya tergantung pada satu kekuatan saja, namun
secara umum. Dimana pendidikan secara massal yang menyertakan siswa tersebut akan dididik
ditengah lapangan masyarakat. Intinya semua pihak memiliki andil yang besar dalam ikut campur serta memberikan
dorongan baik secara materil maupun non materi. Perlu adanya saat ini bahwa
generasi muda mengenal kepribadian dirinya secara spiritual. Jati diri seorang
remaja dan anak-anak akan terbentuk secara tidak langsung. Siswa akan paham
bagaimana adab-adab dalam melakukan dan berada di tempat lain. Penyesuaian diri
seperti ini lah yang akan membuat siswa
mampu menjadi generasi yang cerdas.
Harapan
untuk membuat perubahan kini telah dibuka oleh tangan penguasa yakni
pemerintah. Fasilitas serta dukukungan pun kini kian digalakan sebagai bentuk
persiapan sarana dan pra sarana. Harapan untuk generasi ke depannya yakni
dengan menjadikan generasi muda sebagai pemimpin dan menjadi manusia yang berkarakter.
No comments:
Post a Comment