Artikel Ku : Hatta dan Bukunya


Ada kata pepatah yang  mengatakan bahwa buku adalah teman yang  tidak akan berbohong, dialah teman yang  akan selalu konsisten dengan yang  dituliskan. Hal ini jua lah yang  menyebabkan Hatta mencintai buku-bukunya. Baginya buku merupakan hal penting dalam kehidupannya, Laksana sebuah harta yang  sangat berharga dan tidak ternilai. Selama menempuh pendidikan mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat perguruan tinggi setidaknya Hatta telah mengolekasi buku hingga sampai enam belas peti. Ribuan judul buku yang  telah menjadi bahan bacaan serta koleksinya membuktikan bahwa membaca adalah kebutuhan Mohammad Hatta yang  tidak ia tinggalkan.
Kepulangan dari pendidikan selama di negeri kincir angin Rotterdam-Belanda selain membawa hasil pendidikan hatta sebagai intelektual muda juga mengangkut enam belas peti bukunya. Bahkan dalam mengalami pembuangan ke tanah merah Digul  semasa kolonial pun ia masih membawa peti-peti itu dalam pembuanganya. Melalui Buku-buku inilah kelak memberikan inspirasinya dalam membuat sebuah terobosan ekonomi kerakyatan yakni mendirikan ekonomi koperasi. Dimana nama hatta diabadikan sebagai bapak koperasi Indonesia.    Namun di sisi lain lewat buku jua lah membuat Hatta kerap mendekam di penjara-penjara Belanda karena tulisannya yang   kritis.
Melalui buku Hatta terinspirasi untuk selalu bertanya dan bersuara tentang sebuah kebebasan dalam bertindak. Bukunya yang  tidak pernah berbohong lantas membuat Hatta menerima pengetahuan-pengetahuan yang  baru dan kemudian menuliskan sesuai dengan realita yang  terjadi saat ini. Maka tidak berlebihan menempatkan hatta sebagai sesorang yang  patut dikagumi. Dari segi pemikiran watak, serta tindakanna maka kita pun akan setuju bahwa ia adalah seorang yang  patut dikagumi kala saat ini minim untuk melihat peimpin bangsa yang  mengalami krisis pemikiran dan moral.
Selain Hatta sejarah pun mencatat nama tokoh nasional lainnya seperti Tan Malaka dan buya Hamka. keduanya merupakan pemikir yang  tajam  Kemudian melahirkan sebuah karya yang  monumental. sebuah interprestasi dari abhan bacaan serta rea;litas kemudian melahirkan sebuah pemikiran yang  tercatat dalam bukunya. pembuktian bahwa kaum intektual memang melahirkan sebuah produk, yakni sebuah pemikiran yang  tercatat. penciptaan buku yang  keduanya tulis adalah sebuah buku yang  tercipta kala mendekam dalam penjara.
Ada pesan yang  hendak disampaikan kala membaca perjalanan para pahlawan dulu. Dimana pesan yang  disampaikan tidak hanya pesan tentang perjalanan politik saja namun perjalanan yang  melahirkan sebuah pemikiran yang  mereka lakukan. Idealnya bahwa bangsa ini besar kala mereka memiliki konsep yang  dipahami. Dimana saat ini krisis mentalitas yang  kini berkembang mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah hanya melahirkan sebuah penyakit yang  tidak akan selesai. Walau dimensi waktu telah lama berahir namun kerinduan terhadap tokoh tersebut masih hidup, Maka tidak jarang hasil karya yang  telah lama ditulis oleh tokoh nasional terus menjadi bahan utama bacaan dalam menampilkan sebuah pesan melalui tulisan atau pendapat.
Wawasan intelektual hanya menjadi sebuah ikon yang  tidak tepat jika hanya mengatakan bahwa nasionalisme atau patriotisme dihidupkan namun tanpa pengetahuan yang  cukup.   Sejarah mencatat bahwa pergerakan yang  telah dilakukan oleh tokoh pergerakan maupun nasional seperti Soekarno, Syahrir, Hatta, Tan Malaka, dan tokoh lainnya dilakukan saat power yang  dimiliki sedang dalam kondisi on fire artinya kekuatan kaum muda adalah sebuah kekuatan yang akan membuat sebuah perubahan dengan pola pikir yang  baru.
Mungkin saat itu buku memang menjadi ikon utama yang  digunakan untuk menemukan pengetahuan. seiring berkembangnya zaman kini beragam media telah tumbuh dimana wacana tentang realitas dan ilmu juga didapatkan dari berbagai media  seperti  koran , TV, bahkan dari Internet. Harapannya tentu saja dari media akan memberikan sebuah interprestasi baru dalam melihat keadaan yang  lebih peka. Kaum intelektual hanya saja tidak hanya yang  berada dalam tataran akadmisi namun juga menunjuk kepada kaum muda yang  memiliki cara dan berfikir baru dalam membangun bangsa ini. melahirkan sebuah pemikiran yang berani mengatakan bahwa korupsi dalah hal yang  harus ditinggalkan sebagai budaaya. Mengatur paradigm seperti kekuatan ekonomi Indonesia saat ini yang  memang meruuk kepada kesejahteraan rakyat.
utamanya adalah mengajak kaum intelektual untuk maju dalam memiliki wawasan serta konsep dalam membangun sebuah pemikiran yang  baru. Jika Hatta yang  hidup masa awal abad 20 mampu melahirkan sebuah pemikiran maka hari ini setidaknya akan lahir generasi Hatta  baru yang  berani untuk memberikan sumbangan kepada dunia Indonesia.  
Padang, 14 November 2011

No comments:

Post a Comment

Catatan perjalanan : Tempat Pengasinganku adalah Rumahku

( Catatan perjalanan : Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende-NTT ) Perjuangan seperti apa yang bisa dilakukan Dalam keadaan terkucil sep...