Berbicara dengan kemauan tentu setiap
orang memiliki cita-cita dan keinginan
yang ingin ia penuhi sendiri tampa ada dukungan orang lain. Hal ini wajar
karena kepuasan secara pribadi memang akan menguatkan mentalitas dalam mencapai
impiannya. Keinginan yang dibutuhkan dengan perencanaan yang matang dengan
langkah step by step untuk mencapai kemauan itu pun sedari dini
disiapkan.
Namun ada beberapa yang menjadi dilema
yang dirasakan penulis, baik dilema yang kerap membuat perencanaan hanya
sebatas wacana, hanya sebatas janji dengan kata-yang hanya kata yang kosong
tampa ada bukti kongritnya. Jika ditanya secara detail pun maka akan muncul
beragam jawaban bagaimana ia membuat perencanaan yang hanya sebatas wacana.
Dalam hal ini penulis membatasi dengan
faktor yang menyebabkan perwujudan perencanaan adalah langkah pertama, dimana faktor ini hal kerap membuat perencaan itu hanya tinggal
cerita yang hanya sekedar teori. Hal itu adalah tekad yang kuat dalam memulai
langkah kaki pertama. Sebenarnya agak riskan untuk mengatakan bahwa manusia
canggung dilangkah pertama, jika kemudian toh
muncul pribadi lain yang lebih mengatakan bahwa perencanaan karena alasan
teknis yang menghambat.
Namun tidak pula untuk dipungkiri bagaimana
langkah yang lambat untuk bergerak
dan membuat perencanaan itu hanya karena ragu takut, bahkan malu untuk membuat terobosan.
Maka kali ini pun tidak bisa dipungkiri bagaimana kualitas mentalitas kita,
khususnya dalam hal memulai. Sebuah ketakutan yang hanya merupakan pobia non
permanen ini bisa dihilangkan dengan tekad yang kuat dalam membuat peruabahan.
Memang dalam mewujudkan sebuah kemamuan
yang keras sangat dibutuhkan dengan cara
yang keras pula. Bukankah keberhasilan hanya terletak pada jiwa-jiwa yang keras
dalam terus berusaha memperjuangkan keinginanaya hingga mampu menjadikan
perencanaan itu menjadi nayata.
Hal yang pertama kali dalam kehidupan
tentu hingga saat ini masih dikenang bahkan terus diceritakan dengan perasaan
bangga bagaimana pengalaman yang keras itu dimulai. Contoh kecil Awal belajar
awal menaiki sepeda, alam hitungan jam entah berapa kali harus jatuh. Mencoba
dan kemudian mencoba ahirnya kemmapuan dalam mmpertimbangkan badan akan mampu
mendidik manusia.
Ada kesan disetiap langkah baru yang
dimuali dengan situasi kondisi yang mendukung dengan suasana yang baru. .
Langkah pertama memang berat disatu sisi langkah ini akan berjalan
dengan baik, namun ending kenyataan namun
mengesankana bagaiamana perencanaan tersebut
bisa tertib bahkan menyimpan ilmu yang bermamfaat kala memulai renaca apa pun itu.
Kesalahan bukanlah prilaku yang yang
membuat kiat gagal atau percaya mandiri. Kesalahan adalam proses belajar adalah
kepuasaan yang harus ditingkatan. Kesalahan yang kerap ada dalam jiwa dewasa
awal maupun remaja jadilah sikuls dalam mentalita kita
Sebuah kegagalan sejujurnya tidak
dinilai atas apa yang telah dibuat (usaha_red) namun dinilai dari bagaimana ia
menyiapkan perencaanaan tersebut. Kegagalan adalah hal yang biasa toh dibalik kegagalan yang kerap terjadi
pada invidu toh masih berbanding terbalik
jika menilik ternyata lebih besar manusia yang banyak membuat perencaan dan
impian yang hanya terbangun dianganya saja. Mendekam dan dibaiarakn sendiri
padahal mungkin hal itu akan menentukan kehiduannya untuk lebih baik.
Berusaha agar tetap mampu menjadikan diri sebagai pribadi yang kuat bahkan
pribadi yang memiliki tekad dan kemauan keras dalam mencapai usaha. Bermimpi
dan merencanakan impian itu harus namun usaha yang dikerjakan sebagi wujud dari
impian itu malah akan lebih bagus.
Langkah pertama memang telah di
keramatkan sebagai langkah penentuan, anmun bagai penulis adalah kegagalan atau
kesuksesan di awal langkah pertama adalah sebagai bahan evaluasi dan introspeksi
bahwa kita harus lebih baik dari
sekarang. Menyebarkan rasa tidak cepat
puas akan membuat kemandirian diri untuk selalu berusaha akan lebih baik.
Semoga,
Padang,
29 Maret 2011
No comments:
Post a Comment