Adakah
kita mengenal asal nasionalisme negeri ini? Darimana kah ia berasal?. Hal ini
memang menjadi isu kotroversial sampai saat ini. Keberadaan BO sebagai
organisasi nasional pertama, dijadikan
sebagai hari kebangkitan nasional sampai saat ini. Padahal nilai-nilai kritis
tentang nasionalisme yang diperjuangkan
oleh teman-teman BO masih terbatas ruang
gerak dan etnik. Penetapan tahun 1908 sebagai Hari Kebangkitan Nasional memang
patut dipertanyakan, apa lagi setelah sejarah tidak dicampuri oleh kekuasaan
orde baru. Tahun 1908 sebagai awal nasionalisme yang dibangkitkan dan kemudian menjadi sebuah
pemicu untuk berdirinya organisasi nasionalis yang berlainan idealisme dalam pergerakannya.
Dalam
lembaran sejarah, sebelum memasuki tahun 1908, setidaknya akar-akar
nasionalisme telah tumbuh dalam diri setiap rakyat di nusantara. Pergerakan
modern seperti yang dilakukan oleh Serikat
Dagang Islam (1905) yang berhaluan
islam, membentuk sebuah organisasi, dimana dari SDI inilah lantas
memperbaharuinya menjadi Serikat Dagang (SD) tahun 1908 yang tetap bercorak Islam. Sebelum itu, kondisi
pergerakan juga melahirkan pers pribumi bernama Medan Prijaji tahun 1902, Namun pergerakan pribumi tersebut dinilai
hanya mementingkan tujuan komersial tanpa nafas pergerakan kebangsaan. Maka
keberadaan BO dinilai pantas sebagai lambag dalam kebangkitan nasionalisme.
Sejarah
konvensional menganggap BO sebagai pergerakan nasional pertama dalam sejarah
bangsa ini. Cita-cita dan tujuan BO dalam memajukan pendidikan bumi poetra dianggap
sebagai cita-cita nasionalis. Walau seperti itu, pergerakan kebangsaan
yang lain tetap dianggap dengan cara dan
cirri khasnya masing-masing. Memang jika menilik sejarah langsung,pada ahir
abad 19 atau awal abad ke 20 pergerakan kebangsaan memang sedang muncul
dipermukaan bumi. Tidak hanya Indonesia, namun juga di kawasan lain di dunia
lainnya, Asia, Afrika, bahkan kalangan eropa. Pergerakan nasionalis di setiap
bangsa di dunia boleh jadi karena system pendidikan barat yang di perkenalkan oleh bangsa terjajah.
Semangat
nasionalis barat menimbulkan rasa empati yang
lebih kuat, dengan didikan kebebasan dan
hak sebagai seorang manusia. Maka dari pendidikan inilah lahir tuntutan untuk
sebuah kemerdekaan. Maka tidak heran jika kemerdekaan dari beberapa bangsa
adalah hadiah kolonial kepada negera jajahanya dengan memberikan kemerdekaan
dan menentukan nasibnya sendiri. Lain
halnya dengan Indonesia, negara yang
dikenal sebagai Hindia Belanda atau nusantara diasumsikan dengan kemerdekaan
yang juga diberikan oleh pemerintah
Belanda. Hal ini menjadi sebuah batasan yang
kontroversial, dimana Indonesia keras memilih bahwa ia merdeka dengan perjuangan
yang telah dilakukannya sendiri.
Perjuangan dalam membebaskan diri telah
dilakukan sejak zaman Belanda. Perjuangan atas dasar kemerdekaan lantas
menjadikan perjuangan fisik menjadi sebuah pelajaran di sekolah yang tidak boleh hilang. Namun tetap perjuangan
fisik tidak bisa dianggap sebagai perjuangan secara kebangsaan, kala menilik
latar belakang pergolakan tersebut karena ada faktor kepentingan secara indvidu
yang dirugikan, baik itu kepentingan
ekonomi dan kepentingan kekuasaan. Semangat perjuangan fisik lantas menjadi ampuh kala perjuangan tersebut didasari
dengan sentiment agama. Penyebaran Islam yang
merata di Indonesia membuat perjuangan secara fisik dilakukan secara
bersama-sama. Namun lagi-lagi ini adalah perjuangan yang masih sendiri.
Maka
harus diakui bahwa dengan terbukanya ruang pendidikan oleh sistem politik
liberalah yang membuat perjuangan secara fisik diganti
dengan perjuangan secara diplomasi. Pendidikan yang diberikan kepada bumi putra menjadikan
perjuangan era baru di mulai. Perjuangan dalam system liberal barat melawan
system kolonialisme. Akibatnya, pertentangan antara Indonesia dan pemerintah
kolonial sejak abad 18 secara fisik digantikan pada awal abad 20 dengan cara
pendidikan. Maka BO yang mewakili
pendidikan dari barat itu, dimana dalam pergerakan BO yang bisa melakukan cooperaktif dengan pemerintah kolonial membuat dirinya menjadi
organisasi yang diakui keberadaannya
oleh Belanda, berbeda dengan organisasi idenshi
partij (IP) yang diklaim sebagai
organisasi yang terlarang.
Padang, 21
Mei 2012
No comments:
Post a Comment