Tahun ajaran baru perguruan tinggi telah dimulai.
Para mantan siswa dari berbagai tingkatan kini mulai memadati perguruan tinggi
sebagai tujuan lanjutan pendidikan. Kini para siswa bukan lagi sebagai sosok
tertib dengan pakaian seragam, bukan pula sebagai siswa yang hanya boleh mengerjakan dengan satu perintah.
Sebaliknya, kini para generasi muda yang
berada dalam fase remaja ahir ini dan siap melanjutkan jati dirinya
sebagai manusia dewasa. Maka kampus menjadi pembentuk siswa untuk menjadi
mahasiswa. Fase terahir dalam pola pendidikan di negeri ini.
Ungkapan selamat datang mahasiswa banyak berkibar
dalam bentuk baliho maupun pamflet. Namun jarang sekali ungkapan tersebut
diganti dengan ungkapan kepada aktivis. Mungkin bukan zamannya lagi, ketika
sambutan mahasiswa digandeng dengan bahasa aktivis.
Dimana mahasiswa yang masuk dan belajar
memang tidak mendapatkan tempat special untuk menjadi aktivis tersebut. Kondisi
ini malah diperlengkap dengan gaya mahasiswa yang kini memang menjadi mahasiswa yang apatis serta menerapkan sistem belajar saja.
Aktivitas mahasiswa kini hanya dipenuhi dengan program belajar sesuai dengan
studi mata kuliah saja. Sedangkan pekerjaan untuk menjadi aktivis menjadi no ke
sekian.
Maka perlu agaknya untuk menghidupkan kembali aura
aktivis yang melekat dengan mahasiswa
tersebut. Dimana dedikasi menjadi mahasiswa berarti ia telah menjadi sosok
calon pembaharu dalam keilmuan maupun dalam gerak lainnya dalam sosial
masyarakat. Mahasiswa memiliki gaung untuk membuktikan diri sebagai orang
yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Mahasiswa dilahirkan bukan untuk menjadi seorang tukang yang hanya melanjutkan tradisi saja. Namun ia
adalah sosok dalam pembaharu dan menerima modernisasi secara utuh. Modernisasi
zaman yang dijawab dengan menerima namun
dengan memilihanya. Mahasiswa lantas tidak hanya hanyut dalam gemerlapnya
modernisasi yang bisa menyebabkan
mahasiswa menjadi hedonis. Julukan kecil kepada mahasiswa sangat banyak, maka
ambil salah satu julukan tersebut dan kemudian melejitlah dengan eksistensi dan
dedikasi. Menjadi mahasiswa memang sebuah pilihan namun untuk menjadi aktivis
memang menjadi sebuah tantangan yang
harus dijawab.
Generasi muda menjadi tombak dalam membangun
peradaban bangsa ini. Seperti kata Soekarno bahwa dengan sepuluh pemuda
yang kuat ia akan mampu mengguncang
dunia. Tentu ungkapan sang Founding
Father tersebut bukan sekedar gurauan belaka. Dimana esensi pemuda adalah
sosok kuat yang memiliki semangat
pantang menyerah. Soekarno adalah pemuda di zamannya yang memang berani melawan zaman yang tidak pantas untuk dibela. Selayaknya banyak
mahasiswa kini mampu memiliki visi dan misi ke depan dalam hidupnya. Mahasiswa
layak diberikan kehormatan sebagai manusia istimewah karena dedikasi dan
visinya.
Selamat datang mahasiswa, dedikasikan diri untuk
menjadi bagian dari zaman yang tidak
pernah lepas dari peran pemuda. Dimana mahasiswa memiliki idealism untuk
melakukan hal tersebut. Mahasiswa adalah aktivis yang mandiri yang
memang memiliki tekad serta kemauan dalam melakukan sebuah zaman.
Mahasiswa aktivis juga tidak bisa jiplak sebagai tukang demo, atau tukang rusuh namun mahasiswa mampu lebih dari
itu. Tindakan secara massal hanyalah sebuah tindakan terhadap zaman yang tidak sepaham.
No comments:
Post a Comment